Sebanyak 60 penyandang disabilitas berwisata lewat FamTrip Difabel yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kulon Progo, Yogyakarta. Pada masa liburan sekolah FamTrip Difabel menjadi wadah atau ruang bagi wisatawan penyandang disabilitas agar mereka dapat ikut merasakan dan menikmati destinasi wisata di Kulon Progo.
Dinas Pariwisata Kulon Progo, Yogyakarta menggelar FamTrip Difabel yang diperuntukkan bagi para wisatawan yang merupakan penyandang disabilitas untuk mengisi liburan sekolah.
Joko Mursito, Kepala Dinas Pariwisata Kulon progo mengatakan program FamTrip Difabel rutin digelar setiap tahunnya dan ini keempat kalinya. FamTrip Difabel menjadi wadah atau ruang bagi wisatawan penyandang disabilitas agar mereka bisa ikut merasakan dan menikmati destinasi wisata di Kulon Progo.
“Berwisata untuk refreshing ya karna kebanyakan mereka sangat tersentuh untuk urusan-urusan hiburan dan seterusnya. Sisi lain kami perlu masukan dari mereka kira-kira destinasi wisata atau desa wisata ini perlu diapakan agar lebih ramah terhadap disabilitas tersebut.” ucap Joko Mursito, Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo.
Pada FamTrip Difabel tahun ini, sebanyak 60 penyandang disabilitas diundang sebagai peserta perjalanan. Mereka dibagi dalam 3 kelompok sesuai dengan kondisi disabilitas mereka.
Herlina, peserta FamTrip mengaku senang mengikuti FamTrip difabel kali ini. Ia mengunjungi Desa Wisata Sidorejo melakukan kegiatan membatik. Suskes terus untuk FamTrip Difabel di Kulon Progo, ujarnya.
“Ini kami sedang melakukan kegiatan membatik di kawasan Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. Sangat senang untuk mengikuti kegiatan ini. Sukses terus untuk FamTrip-FamTrip selanjutnya” ungkap Herlina, peserta FamTrip.
Meyra Marianti sebagai Koordinor FamTrip Difabel, Direktur Walking Tour Jogjakarta mengatakan kerjasama dengan DisPar Kulon Progo selama 4 tahun terakhir membawa perkembangan yang signifikan. Terutama di destinasi wisata agar ramah bagi penyandang disabilitas.
“Ragamnya banyak sekali ada fisik, mental, intelektual, dan sensorik. Jadi didalamnya ada celebral palsy sampe yang skizofrenia juga ada begitu ya. Jadi bagaimana temen-temen yang ada di desa wisata khususnya di destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Kulon Progo mereka menyadari kalau yang namanya disabilitas itu gak cuman pakai kursi roda doang begitu. Tetapi ada banyak sekali ragamnya.” ungkap Meyra Marianti.
Bagas, RBTV