Program yang digarap Ditjen Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudataan ini diikuti oleh para pelaku budaya dan komunitas budaya dalam negeri seperti Tari Topeng Losari, Cirebon, musikalisasi pantun dan tradisi lisan riau dan olahraga tradisional Jemparingan, Yogyakarta.
Pelaku budaya internasional juga turut dalam program ini diantaranya Australia, Meksiko, Italia, India, Kanada, Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Kolombia, Ekuador, Mesir, Thailand, Yordania, Filipina dan Polandia.
Para pelaku budaya internasional tersebut akan berkolaborasi dengan pelaku budaya nasional yang telah terseleksi sejumlah 30 orang.
‘’Harapannya dia akan mengembangkan itu saja, kalau ketika negara-negara itu mengadopsi ataupun mengadaptasi kita juga bangga. Kalau mereka semakin banyak mengembangkan malah semakin bagus,” tutur Restu Gunawan selaku dir ptlk kemendikbudristek.
Keseluruhan pelaksanaan kegiatan residensi pemajuan kebudayaan memiliki beberapa agenda. Agenda itu diantaranya pemeliharaan warisan budaya, pengembangan seni, pemberdayaan komunitas lokal, dan promosi budaya.
Hasil pembelajaran kesenian dan tradisi akan dikembangkan menjadi karya–karya kolaboratif dari seluruh peserta. Para peserta nantinya akan menampilkan dalam bentuk karya seni pertunjukan yang dapat diakses langsung oleh masyarakat. Yang akan digelar di halaman Museum Fatahillah, Jakarta pada 31 Agustus mendatang.
WIDI, RBTV