Upacara Peringatan Serangan 4 Hari di Kota Solo, berlangsung begitu khidmat. Para peserta mengenang perjuangan, para pahlawan yang gugur di Kota Solo.
Serangan 4 hari di Kota Solo adalah perjuangan melawan agresi militer Belanda. Momen tersebut dipicu hasil Perjanjian Roem Royen, yang memberatkan Kota Solo.
Letnan Kolonel Slamet Riyadi memimpin rakyat, Tentara di Solo, dan 4 Batalion Tentara dari Yogyakarta menyerang pos-pos Belanda. Serangan dilakukan gencar siang dan malam.
Serangan umum berhenti setelah ada instruksi dari Presiden Soekarno, Berhentinya serangan menandai berhentinya agresi militer Belanda, di Kota Solo.
“Setiap tahun dan semboyan gugur satu tumbuh seribu menjamur pak, menjamur disemua kampung dipenjuru-penjuru desa, penjuru-penjuru gang, untuk saat itu gugur satu tumbuh seribu di pasangi bendera merah putih” Muhammad Aprianto, Pegiat Sejarah.
Tak ayal perjuangan tersebut, diperingati jajaran Pemkot Surabaya, Kepolisian, TNI, dan unsur lainnya. Seluruh pihak berharap generasi saat ini, dapat mengikuti perjuangan mengharumkan nama Indonesia.
Rizki Budi Pratama, RBTV.