Bantul – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyatakan kesiapan dirinya untuk menjadi mediator dalam mendamaikan perseteruan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, Ma’ruf menolak jika dirinya hanya dijadikan sebagai alat untuk menghantam salah satu kubu.

Dalam rangkaian kunjungannya ke Museumku Gerabah di Bantul, Wakil Presiden Ma’ruf Amin memberikan tanggapan terkait konflik yang terjadi antara PKB dan PBNU. Wapres menyatakan siap menjadi juru damai, bukan sebagai pembela dari salah satu pihak.

Ma’ruf menyampaikan bahwa mendamaikan pihak yang berseteru adalah perintah agama. Ditambah lagi, posisinya sebagai salah satu pendiri PKB dan mantan Rais Aam PBNU membuatnya merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menyelesaikan konflik ini. Namun, dia enggan jika hanya dijadikan sebagai senjata oleh satu pihak.

Ia memaparkan, “Sama ya, kalau keinginan mereka itu untuk saya diminta sebagai orang yang bagaimana mengislahkan, mendamaikan dengan tulus, dengan ikhlas. Saya bersedia, bersedia tentu. Karena untuk mendamaikan itu kan perintah agama.”

Dengan posisinya yang strategis, Ma’ruf Amin diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif untuk menyelesaikan konflik antara PKB dan PBNU, sekaligus mengedepankan semangat persatuan dan kerukunan.


Delly – RBTV

Ilham Syafe’i – Editor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *