Pada saat tahun ajaran baru, sejumlah pedagang pakaian di Pasar Tradisional Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, merasakan peningkatan penjualan. Para pedagang mengaku kewalahan melayani pembeli yang didominasi orang tua siswa yang sedang mempersiapkan anak mereka untuk sekolah baru, baik di tingkat SD maupun SMP. Salah satu pedagang, Wahyu Hartati, melaporkan kenaikan omset penjualan sebesar 20-30% dibandingkan tahun lalu.

“Saat ini kita harus restock lagi karena stock kemarin sudah habis, dan kami sempat kewalahan melayani pesanan dengan ukuran yang kecil. Kalo diukur dari tahun kemarin itu lebih meningkat untuk tahun ini kurang lebih 20-30%.” Wahyu Hartati (Pedagang)

Peningkatan ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah yang melarang sekolah menjual seragam kepada siswanya. Hartati mampu menjual hingga 30 pasang seragam sekolah setiap harinya dengan harga berkisar antara 90 ribu hingga 125 ribu rupiah per pasang. Seragam ini didatangkan dari produsen di Yogyakarta hingga Klaten.

Salah satu konsumen, Yeni, memilih membeli seragam di pasar tradisional karena akses yang lebih mudah dan harga yang lebih terjangkau dibandingkan toko umum. Peningkatan omset penjualan ini menjadi angin segar bagi para pedagang pakaian di pasar tradisional, terutama di tengah sepinya pasar tradisional yang semakin ditinggalkan dalam beberapa tahun terakhir.

“Belanja keperluan anak sekolah karena mau masuk pondok, seperti celana sarung dll. Beli di pasar tradisional harganya juga ga terlalu mahal.” Yeni (Konsumen)

Bagas (RBTV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *