Kota Solo, Jawa Tengah, resmi terpilih menjadi tempat penyelenggaraan konferensi, Southeast Asia – Pasific Audio Visual Archive Association, atau SEAPAVAA. Hal ini menegaskan posisi strategis kota Solo, dalam pengelolaan arsip audio visual internasional.
Pengelolaan arsip secara profesional, se-asia pasifik menjadi target gelaran SEAPAVAA ke-28, di kota Solo. Ini menjadi angin segar bagi kota Solo, untuk menegaskan bahwa kota ini menjadi posisi yang strategis dalam pengelolaan arsip audio visual secara internasional.
Pemilihan kota Solo ini, di dasarkan pada kekayaan, koleksi arsip audio visual. Kota Solo di nilai kaya dalam kepemilikan warisan budaya ini.
Selain itu, SEAPAVAA juga menjadi platform, untuk berbagi pengetahuan, serta teknologi. Dalam hal ini, menjadi upaya dalam melestarikan warisan budaya, berupa audio visual.
“Pertemuan ini sangat penting, karena arsip sosial terus mengalami ancaman kerusakan. Baik kerena suhu, cuaca, kelembapan, dan mungkin juga karena kita kurang peduli. Peninggalan-peninggalan masa lalu yang terekam pada arsip audio visual, baik itu film, video, foto, hal itu tersebar dan merekam sejarah perjalanan dunia, bangsa manapun. 21 negara ini berkumpul dalam rangka untuk melestarikan dan menjamin semua arsip tersebut dapat terakses oleh masyarakat, untuk kepentingan ekonomi, budaya, atau kepentingan kesejahteraan.” Ungkap Imam Gunarto, PLT kepala arsip nasional RI
“Konferensi ini di harapkan dapat menguatkan hubungan di antara komunitas dan anggota (SEAPAVAA) serta lingkup yang lebih luas lagi, untuk berbagi pengetahuan terkait dengan pengelolaan arsip audio visual. Kita berbicara memperluas akses terhadap arsip yang ada dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.” Ungkap Karen Chan, President of SEAPAVAA 2024
SEAPAVAA sebagai organisasi non pemerintah, bertujuan menyatukan arsip audio visual, yang tersebar di wilayah asial pasifik. Konferensi ini di gelar dari 9 hingga 14 Juni mendatang.
Rizki Budi Pratama, RBTV.