Raka Rahadian Putra, warga Sleman yang tinggal di Perumahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Sleman Yogyakarta. Terus mengembangkan bisnis keripik kentangnya yang kini mulai banyak di minati pembeli dari berbagai daerah. Tak tanggung-tanggung, berkat keuletannya, bisnis yang di geluti selama kurang lebih empat tahun tersebut. Kini menghasilkan cuan hingga ratusan juta dalam setiap bulannya.

“Saya suka makan dan snack, akhirnya gimana kalau kita membuat usaha makanan yang bisa bertahan lama. Bisa di kirim ke seluruh Indonesia, bahkan dunia. Kemudian munculah ide untuk membuat cemilan. Saya melihat bahwa di Indonesia ini jarang sekali saya menemukan UMKM, yang memproduksi kentang. Maka dari itu, gimana kalau kita membuat keripik kentang. Lagi pula keripik kentang ini, cemilan paling populer di seluruh dunia. Pada akhirnya, saya membuat usaha keripik kentang ini,” ujar Raka Rahadian Putra, Pembuat Cemilan Keripik Kentang.

Meski pernah bekerja di sejumlah perusahaan, Raka keluar dari tempatnya bekerja dan memilih berbisnis. Bisnis jenis cemilan yang di lakukannya tersebut, berawal dari coba-coba namun justru menjadi penghasilan utama untuk menghidupi keluarganya. Pada awal semua di lakukan sendiri. Mulai dari mengatur bentuk kemasan, rasa, management hingga perekrutan karyawan. Kini bisnis keripik kentang yang di lakukannya tersebut memiliki kemajuan yang pesat.

Dalam perjalanan usahanya, tak jarang juga menemui kesulitan, terutama dalam bidang pemasaran. Ia memilih memasarkan produknya secara konvensional maupun secara digital.

Untuk proses pembuatannya, raka biasanya membeli kentang yang berkualitas di pasar yang tak jauh dari rumahnya. Dari bahan tersebut kemudian di olah dari mulai pengupasan, pemotongan, penggorengan hingga pengemasan. Dalam satu kemasannya keripik kentangnya, di jual mulai dari Rp 15.000,00 hingga Rp 60.000,00 per bungkusnya tergantung besar kecilnya kemasan.

“Untuk rasanya enak, cocok untuk anak-anak sampai orang tua bisa. Rasanya nendang, renyah, gurih, kalau di makan bikin nagih dan tidak ingin berhenti untuk makan,” ujar Dhian Hardiyanti, Pembeli Keripik Kentang.

Produk camilannya di jual dengan di titipkan ke sejumlah toko makanan yang ada di Yogyakarta, Jawa Tengah, Hingga Jakarta. Omset penjualannya, satu hari tak kurang dari enam juta rupiah. Rencananya pembuatan keripik kentang tersebut akan terus di kembangkan hingga menembus pasar internasional.

Widi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *