Seruling membawa dampak yang positif untuk kesehatan. Di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini, setiap Senin sore ada seorang seniman yang mendedikasikan diri untuk membagikan ilmunya. Terkait dengan manfaat seruling untuk kesehatan.

Alat musik tradisional seruling bambu, masih dapat dijumpai dalam sejumlah pertunjukan seni. Selain menjadi bagian dalam pertunjukan, memainkan seruling bambu ternyata membawa dampak positif bagi kesehatan tubuh.

Komunitas Seruling Bambu sudah berdiri sejak tahun 2004, tepat pada tanggal 24 Mei 2024 ini sudah berusia 20 tahun.

Seorang seniman music, Agus Budi Nugroho mengatakan bahwa hingga saat ini Komunitas Seruling Bambu masih terus semangat untuk terus berlatih.

“Meski sudah berusia 20 tahun, bersyukur kita masih ada untuk menyalakan api semangat berlatih,” ujar Agus Budi Nugroho, Seniman Musik.

Ia juga mengungkapkan bahwa seruling, alat music yang organik bukan plastik. Memiliki dampak yang baik untuk pernapasan dan Kesehatan. Bahkan dengan memainkan seruling menurutnya dapat menjaga mood dan lain sebagainya.

Komunitas Seruling Bambu, selalu melakukan latihan rutin setiap Senin sore di pendopo ini, sudah sejak 12 tahun yang lalu. Tepatnya pada bulan Juni 2012, komunitas ini sudah menempati Pendopo Agung Royal Ambarrukmo. Pelatihan ini juga terbuka untuk umum, yang artinya siapapun dapat datang.

“Cukup datang dengan membawa ketekunan dan kesabaran. Kami juga menyediakan seruling dan dari pihak pendopo sudah menyediakan kudapan dan minuman hangat. Teman-teman yang ingin bergabung silahkan. Tidak hanya melestarikan, kita juga mengangkat dan memasyarakatkan seruling bambu. Sebagai warisan budaya Indonesia yang harus terus di jaga” ujar Agus Budi Nugroho.

Dalam komunitas ini terdapat beberapa jenis seruling yang di ajarkan. Salah satunya, terdapat Kelas Seruling dasar dan untuk seruling yang di gunakan adalah Seruling Nusantara. Yang memiliki kemudahan untuk di mainkan karena bentuknya yang lancip. Selain itu, ada juga jenis Seruling Nusantara lainnya, seperti Seruling Bali, Seruling Bregodo, Seruling Serunai, dan ada juga seruling yang menggunakan flet.

“Kita memilih menggunakan seruling yang lancip, karena dari 5 tahun pertama mereka kesulitan. Sehingga kita memilih untuk menggunakan seruling yang lancip. Tujuannya bisa lebih mudah untuk di mainkan dan siapapun bisa lebih familiar dengan seruling ini,” imbuh Agus Budi Nugroho.

Menurut Agus Budi Nugroho, banyak peserta pelatihan yang sudah mendapatkan efeknya. Untuk durasi Latihan sendiri adalah satu setengah jam.

“Banyak yang sudah mendapatkan manfaatnya, untuk pernapasan menjadi lebih nyaman di posisi paru-parunya. Kemudian menjaga mood, bisa menghilangkan penat, untuk menenangkan pikiran, membuang energi negatif, dan lainnya yang baik untuk Kesehatan,” imbuh Agus Budi Nugroho.

Terdapat beberapa rencana yang akan di lakukan oleh Komunitas Seruling Bambu. Mulai bulan Juni Komunitas Seruling Bambu akan mulai meniup seruling kembali ke rumah sakit. Untuk terapi atau relaksasi musik bagi orang cuci darah di sebuah rumah sakit. Pada 3 bulan pertama tahun lalu, Agus Budi Nugroho sudah memulai memukan pintu di sana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *