Tradisi nyadran merupakan salah satu rangkaian kegiatan sebelum menyambut bulan ramadhan. Kegiatan ini di lakukan kurang lebih satu minggu sebelum menjalani ibadah puasa bagi umat muslim. Tradisi Nyadran yang berasal dari akulturasi budaya Hindu dan Islam menjadi bagian dari warisan budaya leluhur
yang masih memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk penghormatan dan syukuran kepada leluhur dan masih di lestarikan oleh masyarakat hingga saat ini, terutama menjelang Ramadhan.
Tradisi nyadran ini juga turut di lakukan oleh masyarakat Jatinom, Klaten sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas berkat yang telah di berikan. Biasanya kegiatan ini di ikuti oleh warga dengan membawa makanan matang dan beberapa hidangan lainnya seperti buah dan snack ringan. Lalu mereka akan berkumpul di pelataran masjid atau tempat yang luas agar bisa berdoa bersama untuk para
leluhur.
Bapak Slamet Sudarsono selaku penggerak kegiatan menjelaskan bahwasannya tujuan dari di adakannya tradisi ini yaitu untuk mempererat tali persaudaraan dan turut mengingat dan mendoakan kepada keluarga yang sudah mendahului kita semua. “Selain untuk melestarikan tradisi, kegiatan ini juga nantinya dapat sebagai salah satu cara untuk kita semua dapat mengirimkan doa kepada sesepuh atau keluarga
yang sudah mendahului kita,” jelasnya.
Seluruh masyarakat dari yang tua dan muda antusiasnya terlihat sama dan berbondong bondong saling membawa masakan yang telah di siapkan sejak pagi. Berbagai masakan yang telah di sepakati bersama biasanya berupa nasi, lauk pauk, dan pelengkap lainnya.
Wiwin Lestari salah satu ibu-ibu yang turut meramaikan kegiatan ini menjelaskan
“Senang sekali dengan adanya kegiatan ini bisa menikmati masakan para tetangga
dan terlihat sekali kerukunannya. Semoga akan terus di lestarikan ke generasi
generasi berikutnya,” jelasnya.
Shifa Putri Puspita Sari, RBTV.