Penanda lokasi jalan tol ruas Wates-Temon, di sesuaikan kembali untuk meninjau kebermanfaatan jalan tol yang melintang di kawasan kapanewon tersebut. Hingga saat ini, penyesuaian masih di lakukan dengan desain yang belum tetap.
Menurut penjabat bupati Kulon Progo, Ni Made Dwipanti Indrayanti, terdapat beberapa pertimbangan mengenai penyesuaian penlok. Di antaranya, pertimbangan kebermanfaatan tol bagi masyarakat sekitar. Yang mana adanya tol di harapkan mampu memberikan manfaat bagi warga, baik ekonomi maupun investasi.
“ini kan sesuatu yang belum pasti, tidak enak di sampaikan kepada masyarakat. Kalau sudah pasti termasuk dari provinsinya, akan kita sosialisasikan kepada masyarakat. Karena ini bergeser, supaya ini tidak bolak-balik. Kemarin kita melihat dari sisi keberpihakan dengan Kulon Progo, yang memang harus ada. Jalan ini kan jalan tol Jogja-Bandara, tapi tidak berarti bahwa hanya sekedar title saja”. Ujar Ni Made Dwipanti Indrayanti, penjabat Bupati Kulon Progo.
Adapun penyesuaian penlok menunjukan bahwa, pemprov telah mempertimbangkan usulan yang berkaitan dengan strategi pengangkatan potensi lokal, di daerah sekitar tol yang nantinya akan di bangun.
“berarti kan mereka memperhatikan suaranya Kulon Progo. Salah satunya adalah bagaimana kemudian, ada kawasan yang memberikan kesempatan bagi potensi lokal di kembangkan. Yang ke dua memang dulu desain fly over nya itu timur-barat, sedangkan sekarang utara-selatan. Timur-barat itu terlalu banyak merugikan”. Sambung Ni Made Dwipanti Indrayanti, penjabat Bupati Kulon Progo.
Tak hanya itu, pertimbangan anggaran untuk pembangunan menjadi hal yang mendasar dalam penyesuaian. Apabila jalan tol di bangun dari sisi timur ke barat membutuhkan anggaran cukup banyak, ketimbang dari utara ke selatan.
Bagas, RBTV.