Lebaran membawa berkah bagi Ferdita Prehantoro, yang mendirikan usaha sarung batik sejak dua ribu tujuh belas lalu. Seperti halnya momen jelang lebaran kali ini.

Ya, warga desa Joho, Mojolaban, Sukoharjo tersebut hampir kewalahan memenuhi pesanan. Permintaan sarung batik srawung miliknya, meningkat hingga tiga kali lipat.

“kurang lebih kita mulai bisnis di sarung batik ini dari 2017 sampai sekarang. Sebenarnya dulu kita jual kain bahan dan sarung batik. Yang sampai saat ini berjalan, sarung batiknya. Kebutulan Ramadhan ini juga pesanan meningkat banyak. Untuk Ramadhan tahun ini naik di bandingkan yang sebelumnya. Untuk hari biasa closingan satu lusin biasanya, tapi untuk Ramadhan tahun ini bisa dua sampai tiga kali lipat. Kebanyakan kita di Jawa Timur, tapi tidak menutup kemungkinan dari luar Jawa juga ada. Kita pengen ciptakan produk yang benar-benar satu saja. Ada yang best seller dengan proses yang cukup rumit”. Ujar  Ferdita Prehantoro, owner sarung srawung.

Berkah tidak hanya  diterima Ferdita saja, karena dirinya juga mempekerjakan para pelaku usaha lainnya.

Untuk proses pembatikan, sarung srawung bekerja sama dengan para pembatik di kecamatan Polokarto, Jawa Tengah. Proses batik tulis dan cap melibatkan setidaknya tujuh orang perajin.

Sementara untuk proses penjahitan, Ferdita juga mengajak  warga disabilitas di sekitar rumahnya.

“prosesnya lama, kalau sarung batik asli itu dari kain putih, di gambar dulu tinggal permintaannya seperti apa. Di gambar, dibatik, di warnai dulu terus di godok. Setelah itu di batik lagi, terus di warnai lagi. Waktunya sekitar tiga hari untuk satu potong kain batik”. Ujar Sumanto, perajin batik.

Motif sarung yang unik dan bahan yang adem, menjadi daya tarik bagi para pelanggan. Tak sedikit pembeli yang rela datang, untuk melihat langsung keunikan sarung batik ini.

“biasanya beli khusus buat lebaran. Buat keluarga, saudara, teman-teman. Biasanya saya beli untuk kado teman-teman yang nikah, kainnya lembut di pakai buat solat enak, buat nongkrong juga bagus”. Ujar Edwin Hanggara, pembeli.

Daya tarik produk sarung srawung bertambah, lantaran harganya yang murah. Ya, satu sarung hanya di kisaran ratusan ribu rupiah saja.

Rizki Budi Pratama, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *