Gangguan kesehatan jiwa di masyarakat menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat di ketahui dari banyaknya kasus bunuh diri hingga pemasungan yang masih ada di masyarakat. Oleh karena itulah kapanewon Seyegan membentuk tim kusus yang akan melakukan pendampingan terkait dengan kesehatan jiwa.
Panewu Seyegan Samino menyampaikan, potensi gangguan kesehatan jiwa dapat terjadi di manapun termasuk di Seyegan. Untuk itu, ia menyambut baik tawaran program dari pusat rehabilitasi Yakkum dan dinas Kesehatan. Tim yang menjadi pokja ini nantinya akan mendapat penanganan lebih intensif setelah di temukan di tengah masyarakat.
“penanganan itu nanti akan di komperhensifkan untuk mendapatkan penanganan secara menyeluruh, setelah di dapatkan data detail penyandang ODDP di kapanewon Seyegan. Harapannya yang ada segera di tangani, juga nanti sembari edukasi masyarakat yang terkena potensi gangguan bisa di kenali lebih awal. Sehingga lebih awal juga di beri edukasi dan penanganan”. Ujar Samino, Panewu Seyegan.
Project manager kesehatan jiwa berbasis masyarakat yakkum Siswaningtyas Tri Nugraheni mengatakan, di Yogyakarta memang masih banyak masyarakat yang melakukan tindakan pasung kepada anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa.
“yang pertama memang kerja sama lintas sektor, artinya dari puskesmas jadi memang ODGJ itu ODDP berat harus ada rujukan ke rumah sakit jiwa. Itupun ada satu bulan, setelah itu juga ada edukasi ke keluarga, karena pembiaran itu menyebabkan dari rumah sakit jiwa balik lagi, dan terus menerus seperti itu. Selama ini juga mempertemukan tidak hanya dengan keluarga, tetapi pemerintah setempat.
Entah itu dukuh atau RT, RW untuk menerima dan ikut memantau mereka. Sehingga kesehatan jiwanya tidak menjadi beban keluarga”. Ujar Siswaningtyas Tri Nugraheni, project manager kesehatan jiwa Yakkum.
Kepala bidang kesehatan masyarakat Sleman Esti Kurniasih, menyampaikan bahwa masyarakat biasanya melakukan pemasungan. Hal ini dengan alasan untuk memudahkan perawatan karena biasanya mereka yang terganggu kesehatan mentalnya cenderung berkeliaran.
“alasan pemasungan keluarganya supaya bisa merawat dengan baik. Karena biasanya ODDP ini berkeliaran. Jadi supaya bisa merawat dengan baik, maka keluarga memasung supaya tidak kemana-mana. Ini yang butuh kita berikan edukasi pada masyarakat, pada keluarga bahwa justru pemasungan itu akan memperburuk kondisi pasien, baik secara mental maupun fisik. Kalau di pasung itu kan tidak bergerak, nah ketika otot tidak di pakai untuk bergerak akan mengecil atau disabilitas fisik”. Ujar Esti Kurniasih, kepala bidang kesehatan masyarakat Sleman.
Dengan pembentukan tim atau pokja ini, di harapkan akan bisa mendeteksi orang dengan disabilitas psikososial di masyarakat.
Widi, RBTV.