Menangkap banyaknya suara yang menyebut pemilu tahun ini merupakan yang terburuk dan penuh dengan kecurangan, masyarakat yang tergabung dalam aliansi rakyat Jogja, menggelar diskusi atau udar gagasan terbatas dengan tajuk agenda kritis pasca pemilu 2024, kemana demokrasi kita.
Dalam diskusi atau udar gagasan ini, dosen Universitas Gajah Mada, profesor KPH Ario Bagas Pujilaksono Widyakanigara, menyampaikan sudah saatnya sekarang menggelorakan tiga tuntutan rakyat atau tritura.
Isinya pemakzulan presiden Jokowi, pembubaran kabinet dan turunkan harga.
“Kami menyerukan tritura dan tidak ada yang lain. Makzulkan Jokowi, kedua rombak Indonesia maju, dan ketiga turunkan harga pangan. Teknisnya di mana, jika Jokowi makzul turun, KH Ma’ruf naik dengan mandate hanya menyelenggarakan pemilu ulang”. Ujar Ir. Kph Ario Bagas Pujilaknoso Widyakanigara, Dosen UGM.
Sementara generasi muda dengan masuknya Gibran sebagai calon wakil presiden di anggap tidak merepresentasikan kalangan muda. Hal ini Karena kalangan muda sangat memahami bahwa pemimpin itu lahir dari pendidikan. Bukan bukan karena di naikkan lewat kekuasaan.
Diskusi ini diwarnai dengan penurunan foto presiden Joko Widodo dan posisinya di gantikan oleh wakil presiden. Hal ini sebagai simbol ketidakpercayaan mereka kepada presiden Jokowi.
“kenapa semua mahasiswa, semua teman-teman pemuda, yang berproses di gerakan atau organisasi tahu bahwa menjadi seorang pemimpin itu di latih, di tempa dengan sedemikian rupa dan sangat susah. Begitu Gibran datang dengan memunculkan dirinya sebagai pemimpin anak muda, tentu itu menjadi tamparan keras. Untuk teman-teman mahasiswa, pemuda dan gerakan dan justru menjadi power tersendiri. Bahwa satu sisi punya kekuasaaan, di sisi lainnya beliau menunjukan bahwa teman-teman gerakan tidak mampu mempengaruhi teman sebayanya”. Ujar Teguh l Tekalepta, ketua cabang GMKI Yogyakarta.
Widi, RBTV.