Meski muncul kasus antraks di perbatasan kabupaten Sleman – kabupaten Gunungkidul dan kabuaten Klaten, penjualan daging sapi di pasar tradisional di Sleman tetap normal. Harga daging sapi pun tetap tidak mengalami perubahan alias stabil pada kisaran 130 ribu rupiah per kilogram.
Antraks merupakan penyakit zoonosis yang dapat menular pada hewan dan manusia. Tentu hal ini berbahaya jika terkena terhadap manusia. Karena dapat mengancam kesehatan diri.
Munculnya kasus positif antraks di kabupaten perbatasan kabupaten Sleman – kabupaten Gunungkidul dan kabupaten Klaten, tidak mempengaruhi penjualan daging sapi di pasar tradisional di kabupaten Sleman.
Salah satunya di pasar Cebongan yang berada di Mlati, Sleman ini. Pedagang menuturkan, harga daging sapi tetap 130 ribu rupiah per kilogram dan sediaannya pun tidak mengalami penurunan. Demikian pula pembeli daging sapi juga tidak merasa khawatir dengan adanya kasus positif antraks.
“Daging sapi masih stabil, tidak ada kenaikan sama sekali, masih di harga 130 ribu. Kalau di sini tidak ada pengaruh soalnya di sini belum ada isu-isunya terkait antraks, jadi masih aman. Pembeli masih tetap banyak.” Ungkap Noval, pedagang daging sapi
“Kalau dari saya tidak berpengaruh oleh antraks, tetapi saya tetap waspada. Sehari bisa menghabiskan dua hingga tiga kilo untuk berdagang bakso dan tetap hati-hati. Ungkap Agung, pedagang bakso, pembeli daging sapi
Sebelumnya kepala dinas kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pembayun Setyaning Astuti menyebutkan 53 orang warga Gayamharjo, Prambanan, Sleman dan 30 warga Serut, Gedangsari, Gunungkidul dinyatakan saspek antraks. Dalam kasus ini, satu orang warga Gayamharjo meninggal dunia, hal ini cukup memprihatinkan.
Dari dinas pertanian, pangan dan perikanan, kabupaten Sleman di peroleh keterangan setidaknya seekor sapi dan beberapa ekor kambing di Gayamharjo mati karena antraks. Antraks merupakan penyakit zoonosis yang dapat menular pada hewan dan manusia.
Widi, RBTV.