Seperti inilah suasana saat sejumlah anak-anak anggota Kelompok Karawitan Gending Mudo Kelurahan Sentolo Kulonprogo saat sedang berlatih kesenian karawitan. Belasan anak-anak dari usia 8-16 tahun nampak mulai fasih memainkan sejumlah alat gamelan seperti kendang, saron, demung hingga gong.

Di dampingi sejumlah pelatih serta orang tua masing-masing, mereka tampak bersemangat memainkan sejumlah komposisi musik gamelan atau gending dengan mengenakan pakaian adat Jawa. Memanfaatkan seperangkat gamelan yang ada di desa, Kelompok Karawitan Gending Mudo Sentolo rutin menggelar latihan setiap seminggu sekali.

“Ini adalah salah satu benteng yang menghalangi budaya luar. Jika generasi penerus paham, mengerti, dan mau untuk melestarikan dan mempraktekkan. Maka otomatis budaya Jawa akan semakin maju dan semakin lestari, serta tidak hilang dari kebudayaan kita sendiri,” ujar Suparmi, Pendamping Budaya Kelurahan Sentolo.

Selain itu, juga bermanfaat untuk mencetak generasi penerus dan melestarikan budaya asli Jawa. Lewat kegiatan semacamnya ini anak-anak usia muda juga akan dapat mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan positif yang bermanfaat. Di tengah gencarnya gempuran budaya asing saat ini.

“Yang pertama adalah untuk melatih kesabaran. Kedua adalah untuk membuat senang di hati anak dan orang tua. Ketiga ini merupakan kegiatan positif supaya anak saya tidak hanya bermain HP,” ujar Fransiska Endah, Orang Tua.

Melihat komitmen serta potensi luar biasa itulah, Kelompok Karawitan Gending Mudo Sentolo, berharap bisa terus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Termasuk dari Pemerintah Kelurahan Sentolo. Terlebih pada tahun 2024 ini Kelurahan Sentolo telah resmi ditetapkan sebagai salah satu Desa Budaya di Kulonprogo.

Bagas, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *