Ilmu pertanian seolah tidak ada habisnya. Sejumlah metode baru terus bermunculan sehingga menguntungkan bagi petani karena dapat menghasilkan jumlah panen yang baik dengan biaya produksi yang lebih efisien.
Inilah yang sedang dipelajari oleh warga kelompok tani Margomulyo, Dusun Cangcangan Wukirsari Cangkringan Sleman. Bersama pilar tani dan salah satu bumn, mereka mengulang cara bertani dari sejak persiapan pengolahan lahan di kawasan konservasi burung hantu.
Agung Widjanarko dari pilar tani Indonesia mengungkapkan, pihaknya melakukan pendampingan kepada petani mulai dari persiapan lahan hingga menjadi petani mandiri. Di akui Agung, wilayah Cangcangan pertaniannya cukup baik. Hanya saja petani kesulitan untuk memenuhi pupuk atau biayanya terlalu tinggi sehingga mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dengan biaya lebih rendah.
“Sebenarnya untuk wilayah di daerah Cangkringan ini, khususnya di Cangcangan kondisi pertaniannya cukup baik. Cuman terkadang mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pupuk rutinnya atau untuk biayanya terlalu tinggi. Maka dari itu mereka berkeinginan untuk bisa menekan biaya atau cost dari kebutuhan nutrisinya dengan berusaha untuk mencari informasi bagaimana cara memproduksi kebutuhan nutrisinya sendiri,” ujar Agung Widjanarko, Pilar Tani.
Tidak hanya berdiskusi dengan metode baru, namun anggota kelompok tani ini di berikan kesempatan untuk praktek langsung bagaimana memproduksi berbagai kebutuhan pupuk hingga pencegahan hama tanaman. Dengan cara yang di perkenalkan ini, maka dalam satu kelompok dapat melakukan penghematan biaya produksi yang sangat signifikan.
Sementara itu Lim Wen Sin, Pengelola Konservasi Tyto Alba mengungkapkan. Pelatihan ini lebih untuk diskusi santai bagi para petani dan terbuka untuk siapapun. Pertemuan ini di rencanakan akan berlangsung selama 6 bulan. Secara khusus, Lim berharap petani muda tertarik dengan diskusi ini.
“Kita diskusi melalui pengurus kelompok taninya, tujuannya untuk memberikan informasi kepada mereka. Bahwa semuanya ada teknik yang murah dan lebih mudah. Dalam artian jika mereka mau untuk melakukannya kami akan memberikan fasilitas. Tapi perencanaan ini akan berlangsung selama 6 bulan. Selama pertemuan tersebut kita dapat mengetahui harus memberikan solusi apa lagi atau membuat solusi yang baru lagi. Melalui pemberian informasi ini kita akan coba gali apa saja kebutuhan mereka,” ujar Lim Wen Sin, Pengelola Konservasi Tyto Alba Cangkringan.
Dari setiap pertemuan yang di teruskan dengan melakukan praktik langsung, peserta juga mendapat manfaat. Untuk mengaplikasikan langsung formula yang telah selesai di buat. Sehingga yakin dengan metode yang di sampaikan.
Widi, RBTV.