Tiga narasumber yang muncul dalam film berjudul Dirty Vote, tidak perlu lagi diragukan kapasitasnya. Ketiganya memiliki rekam jejak yang cukup baik, sehingga patut disayangkan jika ada yang meragukan kapasitas ketiganya.
Apalagi, jika kemudian ada yang menganggap bahwa film ini untuk menguntungkan paslon Capres-Cawapres tertentu dan menilai negatif paslon Capres-Cawapres lainnya. Dan bahkan tuduhan sebagai partisan.
“Sekian kasus indikasi bahwa bukan hanya indikasi ya fakta-fakta untuk proses-proses manipulasi ya proses-proses Elaktoran yang tidak sehat. Jadi itu sebetulnya film yang sangat bagus untuk memberikan asupan data dan informasi kepada warga negara pemilih. Kita kembalikan ke 3 pakar hukum tata negara yang selama ini udah kita simak berbagai analisisnya dan saya percaya kepada 3 orang itu. Pertama silahkan dibuktikan dulu, terus yang kedua jangan hanya melihat kepada siapa yang mengatakan, menyampaikan, lihat pesan moralnya” Jelas Prof. Masduki (Guru Besar Ilmu Komunikasi Universita Islam Indonesia)
Profesor Masduki juga mengungkapkan naif, bila kemudian muncul tuduhan partisan terhadap petisi berbagai Perguruan Tinggi dan aksi demo Gejayan kembali memanggil.
“Karna ini berangkat dari moral, maka tentu publik harus melihat bahwa ini berangkat dari upaya kita untuk memberikan asupan data terkait pelanggaran HAM, yang saya kira bisa jadi juga melekat kepada semua Paslon dan partai politik kita kan memang tidak ada yang sehat, jadi kita memberikan asupan data hari ini teman-teman Mahasiswa memberikan warning, untuk partai politik juga jangan bermain-main dengan nurani publik dan jiwa kita yang ingin menjaga” Jelas Prof. Masduki (Guru Besar Ilmu Komunikasi Universita Islam Indonesia)
WIDI, RBTV.