Dalam pernyataanya, Forum Rektor Aisyiyah dan Muhammadiyah, menilai rakyat indonesia saat ini disajikan berbagai perilaku elite politik yang tuna etika dan jauh dari nilai-nilai keadaban luhur proses demokrasi yang sudah dibangun sejak 25 tahun lalu.
Ketua umum Forum Rektor, Gunawan Budiyanto mengatakan, saat ini penegakan hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Kelompok kritis dan oposisi pun disingkirkan satu per satu dengan menggunakan produk hukum bernama UU ITE dan KUHP. Praktik kebebasan sipil dikebiri atas dalih stabilitas.
Tidak hanya itu, forum rektor juga melihat proses pembuatan sejumlah kebijakan dilaksanakan tanpa melibatkan publik secara luas seperti yang terjadi pada UU Omnibuslaw cipta kerja, UU Omnibuslaw kesehatan dan UU Ibu Kota eNgara.
Karena itu momentum 14 Februari 2024 pemilihan umum, harus menjadi momentum untuk melakukan kontrak politik baru antara rakyat dengan calon pemimpin atau elite politik dengan memilih calon pemimpin yang diyakini akan mampu membawa indonesia menjadi negara yang bermartabat.
“Rakyat Indonesia disajikan berbagai perilaku elitee politik yang tuna etika dan jauh dari nilai-nilai keadaban luhur proses Demokrasi yang sudah di bangun sejak 25tahun yang lalu, kini berjalan dengan penyimpangan yang tidak lagi sesuai dengan cita-cita luhur Kemerdekaan Republik Indonesia. Penegakkan hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas kelompok kritis dan oposisi pun disingkirkan satu persatu dengan merendahkan prodak hukum bernama Undang-Undang ITE dan KUHP. Praktek kebebasan sipil berdiri atas dalih stabilitas, KPK pun diperlemah melalui Undang-Undang KPK” Jelas Gunawan Budiyanta (Ketua FK PTMA Indonesia)
DELLY, RBTV