
Pada kelok merten view ini terdapat komunitas drone yang aktif singgah pada spot ini. Komunitas tersebut merupakan para pemilik drone yang mengabadikan moment saat lokomotif lewat dengan manuver 3 dimensi melalui udara. Komunitas tersebut bernama Quadcopter Kulon Progo.
Para antusias drone ini mayoritas merakit sendiri drone yang akan mereka pakai untuk terbang. Untuk menambah adrenali mereka memakai google sehingga mendapatkan perspektif drone yang sedang melayang-layang di udara.
Riyadhi anggota Quadcopter Kulon Progo berpendapat, saat dirinya memakai goggles dan posisi dronenya sudah terbang Riyadhi berasa melayang layang dan spot ini menyajikan berbagai rintangan yang sekaligus menambah adrenalin dan pengalamannya dalam menerbangakn drone.
“Ketika kita terbang memakai goggles itu seperti melayang. Jadi seperti olahraga jantung. Kalau disini banyak rintangan, seperti dari kelok-keloknya juga pemandangannya menarik terutama kalau pagi itu kelihatan gunung Merapi.” – Jelas Riyadhi (Anggota Quadcopter Kulon Progo).
Kinaryo anggota Quadcopter Kulon Progo menjelaskan tingkat keamanan drone ini terbagi menjadi dua dari pabrikan dan rakit sendiri. Menurutnya drone pabrikan lebih safety karena sudah memenuhi standar pabrik dibanding dengan rakit sendiri. Namun drone rakit sendiri menambah adrenalin sendiri sekaligus menguji kemampuan menguasi drone.
“Ada yang pabrikan ada yang rakit sendiri. Kalau pabrik itu otomatis dia ada system safety nya, jadi dia akan lebih bagus. Ketika tidak ada sinyal atau mungkin tiba-tiba baterai remote habis bisa jadi akan over atau berhenti sendiri di atas. Tapi kalau yang rakitan sendiri, karena memang untuk segi teknologi istilahnya tradisional dan lebih banyak menganut dari pilotnya. Jadi kadang kalau belum ngelock GPS itu kita harus setting.” – Jelas Kinaryo (Anggots Quadcopter Kulon Progo).
BAGAS RBTV.