Sorotan terkait pelaksanaan pemungutan suara untuk pemilu 2024 muncul dari  kalangan penyandang disabilitas tuna netra di kota yogyakarta, saat simulasi pencoblosan yang diselenggarakan kpu kota yogyakarta.

Pemilih dari wilayah  kemantren jetis  yang mengikuti simulasi pemungutan suara bernama triyanto mengaku masih kesulitan untuk menggunakan hak pilihnya  di pemilu 2024 .

Kesulitan ini  terjadi saat  pencobolosan karena surat suara yang di gunakan tidak  semuanya  menggunakan braile. Braile hanya untuk surat suara capres cawapres dan dpd, semantara untuk semua anggota legeslatif dprd, dpr provinsi dan dpr ri  mengunakan surat suara sama dengan pemilih pada umumnya. Hal ini menjadi perhatian  kalangan penyandang tunanetra karena  akan menyulitkan memilih wakil rakyat di dpr dengan mencoblos secara langsung  sesuai aspirasinya. Dan  diharapkan  ini akan menjadi bahan evaluasi sehingga pemilu kedepan pemilih disabilitas mendapat perhatian serius dari penyelenggara pemilu .

Sementara itu divisi teknis penyelenggaran pemilu kpu kota yogyakarta, erizal mengatakan, untuk menyikapi pemilih disabilitas dengan kondisi tuna netra ini, meski nantinya telah disediakan di  tps namun hendaknya pendamping dilakukan oleh pihak keluarga. Hal ini untuk menjamin kerahasian dalam menggunakan hak pilih , sehingga yang bersangkutan tetap dapat menggunakan hak pilih sesuai  aspirasinya, dan tetap terjaga netralitas petugas kpps .

AGUNG RISTIONO , RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *