SLEMAN – Dinas perindustrian dan perdagangan (DISPERINDANG) Sleman mengunggkapkan penyebab tingginya harga cabai yang saat ini sudah menyentuh 80 ribu per kilogram. Hal ini salah satunya disebabkan karena tingginya permintaan dan pengaruh muslim.
Kepala DISPERINDAG Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mengatakan, harga cabai yang meroket disebabkan karena tingginya permintaan. Namun ketersediaan di pasar-pasar cukup minim. Dijelaskan bahwa faktor muslim kemarau panjang menjadi salah sati penyebab komoditas cabai cukup langka.hal ini berdampak pada kualitas hasil penenan.
Selama ini kabupaten Sleman mengandalkan pasokan cabai dari kediri, Jawa Timur. Selain itu juga dari kegiatan lelang cabai yang dilakukan oleh para petani lokal.
Mae mengaku, pihaknya tidak mampu berbuat banyak dengan kondisi tersebut. Permintaan hanya mampu memberikan subsidi terdapat komoditas pokok seperti beras dan gula pasir. Saat ini ‘disperindag’ Sleman terus melakukan pantauan harga di pasar-pasar tradisional, serta menunggu harga komoditas cabai kembali normal seiring sudah masuknya musim penghujan.
“harga cabai agak tinggi sedikit ya mas, jadi sudah seperti siklus bahwa harga cabai ini kaang mengalami kadang naik tinggi kemudian harga normal, kemudian juga harga murah. Hari ini emamng cukup naik tinggi karena faktor permintaan yang cukup tinggi sedangkan ketersediaan sudah hampir habis, karena kalua musim panas kalua berkepanjangan itu menyebabkan pohon cabai rusak. Untuk cabai saat ini kita hanya melakukan pemantauan tidak mekaukan oprasi pasar maupun referensi pedagangan. Pemasok kami kebanyakan dari Kediri , jawa timur jadi pemasik cabai di Sleman, kita juga ada lelang cabai, pemenangnya juga bisa diri luar DIY.”
Kadir,RBTV.