Di tengah membaiknya harga cabai, petani cabai di Banyurejo, Sleman mengalami gagal panen. Penyebabnya, kemarau panjang sebagai dampak El Nino, menyebabkan mereka kesulitan mendapatkan air untuk irigasi tanaman yang mulai memasuki masa panen.
Kekurangan air, menyebabkan tanaman cabai yang sudah siap dipanen tersebut, kini kondisinya mengering dan bahkan mati. Sedikitnya terdapat satu koma delapan hektar tanaman dari berbagai jenis cabai, mengering tak layak untuk dikonsumsi maupun di jual.
Wan Darmanta, perangkat desa Banyurejo Tempel Sleman mengatakan “Di Banyurejo mengalami kekeringan cabe tapi itu kurang lebih ya sekitar 1,8 hektar. Ya sekarang kan kita mengalami musim kemarau panjang atau El Nino, ya kemudian juga yang terutama sekarang terdampak itu yang paling parah di Selatan Selokan Mataram satu bulan ini. Kalo yang terutama yang di sebelah selatan kurang lebih 20 hektaran, kalo yang sebelah selatan selokan mataram itukan yang sebelah utara sekitar 10-an hektar. Lahan kalo yang di sebelah selatan Selokan Mataram itu ya tetap di tanami hanya tidak maksimal pertumbuhanya, kemudian kalo yang sebelah utara selokan mataram kan memang sumber airnya tidak ada.”
Sejumlah saluran air dari aliran Selokan Mataram yang biasanya digunakan sebagai pengairan lahan pertanian di wilayah Sleman bagian barat, kini mati dan mengering tak ada aliran air dan yang hanya menyisakan air yang sedikit. Kondisi tersebut membuat petani cabai kini merugi hingga puluhan juta rupiah. Meski sebagian tanaman padi yang berada di bagian selatan aliran Selokan Mataram masih hidup, namun hasil tanaman tersebut mendapat hasil dengan kualitas kurang baik karena kekurangan air.
Kepala dinas pertanian, pangan dan perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono menjelaskan, jauh-jauh sebelumnya, Pemkab Sleman telah mengingatkan petani untuk memajukan masa tanam. Hal itu untuk mengurangi risiko gagal panen akibat kemarau panjang.
Tak cukup itu, Pemkab Sleman juga telah membuatkan sumur ladang untuk membantu petani mengatasi kesulitan irigasi.
Suparmono, Kepala Dinas Pertanian, pangan dan perikanan Kabupaten Sleman menjelaskan “Memang terdampak, kemarau, El Nino terdampak, tapi kita mengantisipasinya jauh-jauh hari ya, kita tempo hari mengadakan gerakan percepatan tanam, biasanya sebulan 500 hektar, kita bisa 1000 hektar dan sebagainya. Jadi kalaupun ada pengaruh tidak terlalu berat, perikanan sudah kita siapkan, kemudian, ternak, pertanian dan sebagainya selama ini kemarin ibu bupati menyerahkan bantuan untuk sumur dan sebagainya, 8,8 miliar dan sebagainya. Kita sudah mengantisipasi semoga pengrauhnya tidak terlalu berat.
Widi, RBTV.