BANTUL – Partisipasi generasi muda dalam pemilu mendatang sangat penting karena jumlah persentase pemilih muda mencapai sekitar 33%. Generasi muda yang menjadi pemilih yang lahir di era digital ini rawan terpapar informasi negatif dan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang kompleks. Di sisi lain generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam politik. Oleh karena itu, informasi yang benar dan pemahaman yang utuh atas berbagai masalah perlu dimiliki oleh generasi muda.

Latar belakang inilah yang mendorong komunitas Rumah Jawa Apik atau RJA DIY, menggelar dialog yang diikuti ratusan anak muda. Kaum muda yang memiliki energi kreativitas dan semangat dapat membantu mengubah cara berpolitik dan menjadi agen perubahan yang mendorong transparansi akuntabilitas dan partisipasi dalam politik.

Dalam dialog ini, muncul berbagai ide dan langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh masyarakat, pemerintah, dan organisasi non-profit untuk mempersiapkan generasi muda agar lebih aktif dan terlibat dalam politik. Harapannya dengan dialog ini dapat menghindari terjadinya polarisasi di kalangan generasi muda.
H. Sidik Pramono, S.Ag, M.Si, Ketua FKUB DIY, menjelaskan, “Harapan kita bisa menjaga sisi-sisi kebaikan, bagaimana kemudian bisa merasakan pemilu itu sebagai bagian dari demokrasi, sebagai bagian dari pesta rakyat yang menggembirakan, yang penuh suka cita, bukan yang kemudian memberikan persoalan, perpecahan, dan seterusnya.”

David Guntoro Aji, Ketua Penyelenggara, menyatakan, “Harapan saya, misal itu generasi muda, dengan kondisi awal pun misalnya kita berbeda, marilah kita sama-sama memeriahkan pesta 2024 dengan baik-baik saja begitu. Berbeda, tetapi kita tetap satu, jangan sampai kita terpecah. Karena apa, generasi muda itu adalah harapan bagi bangsa.”


Delly, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *