​YOGYAKARTA – Komunitas Patsijiwanta menggelar pameran lukisan bertajuk “The Language of Color: Mengungkap Makna Di Balik Warna” di Omah Budoyo, Jl. Karangkajen No.793, Yogyakarta.

Pameran yang melibatkan enam pelukis autodidak ini berlangsung dari 12 Desember 2025 hingga 12 Januari 2026.  

Source photo : Kabar Jogja RBTV

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Hermawan, menilai bahwa kehadiran para pelukis autodidak dalam pameran ini sebagai langkah penting dalam regenerasi seniman di Kota Yogyakarta. Hal tersebut disampaikannya saat membuka pameran. Beliau juga mengapresiasi karya-karya yang ditampilkan enam pelukis, yakni Astuti Kusumo, Dwipo Hadi, Febritayustiani, Indira Bunyamin, Retno Aris dan Yulita, yang dinilai penuh ekspresi dan keberanian.

Ketenangan Diri Melalui Melukis

​Seniman Indira Bunyamin memamerkan 4 karya yang salah satu yang terunik berjudul “Jejak Java Merapi” (2025).  Dalam lukisan ini Indira menyatukan beberapa candi dalam 1 lukisan yaitu candi Plaosan, candi Prambanan, dan candi Borobudur dengan proses yang cukup panjang karena Indira datang langsung ketiga candi tersebut. Menyerap suasana dan situasi lalu disatu padukan tanpa memberikan kesan lukisan candi nya dengan suasana yang suram dan gelap.

Source photo : Kabar Jogja RBTV

“Buat saya, melukis itu adalah cara saya untuk mengekspresikan diri, saat disela sela waktu kerja saya yang sibuk di kantor,melukis itu seperti media healing untuk saya” Tutur Indira

​Filosofi Kehidupan dalam Kelopak Bunga

​Seniman Astuti Kusumo menampilkan karya berjudul “Under Warm Light” (2025). Melalui seri bunga ini, ia merefleksikan dinamika kehidupan manusia yang penuh misteri.  

Source photo : Kabar Jogja RBTV

​“Bunga tidak saja mengungkapkan keindahan semata tetapi sebagai simbol kehidupan. Mekar, bertumbuh, berkembang seperti halnya kehidupan,” jelas Astuti. 

Ia menggambarkan bagaimana kelopak bunga yang saling menopang mencerminkan momen kehidupan yang datang dan pergi

​Keberagaman Karya Seniman Patsijiwanta

​Pameran ini menampilkan berbagai karya dua dimensi dengan karakter visual yang kuat dari masing-masing seniman:

  • ​Indira Bunyamin: Memamerkan empat karya, termasuk “Jejak Java Merapi” yang melibatkan proses riset mendalam ke beberapa candi.
  • ​Dwipo Hadi: Menampilkan empat lukisan, salah satunya berjudul “Satu Berhati Satu”.  
  • ​Febritayustiani: Menghadirkan lukisan berskala besar berjudul “Virgin Flower”. 
  • ​Retno Aris: Menyajikan empat karya terbaru, termasuk lukisan berjudul “Faith”.  
  • ​Yulita: Menampilkan karya yang dinilai penuh ekspresi dan keberanian oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, saat pembukaan pameran.  

​Kehadiran para pelukis ini diharapkan dapat memperkaya ekosistem seni rupa di Yogyakarta serta memberikan ruang apresiasi bagi seniman autodidak untuk terus berkarya. 

Reporter : Rina Maulita

Penulis Artikel : Luna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *