Sleman – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan meluncurkan Crash Program pada tahun 2026 guna meningkatkan kompetensi guru dalam mendampingi siswa penyandang disabilitas di sekolah-sekolah inklusi. Program ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam memperkuat layanan pendidikan yang ramah dan setara bagi seluruh peserta didik.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’thi, saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar di Wyndham Resort, Sleman, Rabu (kemarin). Dalam acara tersebut, para tamu undangan disuguhkan berbagai penampilan dari siswa penyandang disabilitas yang menunjukkan bakat dan semangat mereka dalam berkarya.
Dalam sambutannya, Abdul Mu’thi menegaskan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas layanan bagi penyandang disabilitas, khususnya di bidang pendidikan. Ia menilai, pelatihan bagi guru di sekolah inklusi sangat penting agar mereka memiliki kemampuan pedagogis dan empati dalam mendampingi siswa disabilitas.
“Guru inklusi harus memiliki kompetensi khusus agar dapat menjadi pendamping yang mampu memahami kebutuhan dan potensi siswa disabilitas secara menyeluruh,” ujar Abdul Mu’thi.
Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyambut baik langkah Kemendikdasmen. Ia menekankan bahwa peningkatan kualitas pendidikan inklusif merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.
“Peningkatan kualitas serta perluasan layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas adalah kebutuhan mendesak yang harus segera diwujudkan,” ungkap Hetifah.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, pemerintah juga menyerahkan penghargaan kepada sejumlah siswa penyandang disabilitas, guru, dan sekolah berprestasi yang telah berkontribusi dalam pengembangan pendidikan inklusif di Indonesia.
Langkah ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat sistem pendidikan yang berkeadilan dan inklusif di seluruh tanah air.
Widi | RBTV
