Yogyakarta — Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, berencana melarang bus melintasi Jembatan Kléringan atau Jembatan Kewek. Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi risiko kerusakan lebih parah pada jembatan yang kondisinya semakin menurun.

Larangan tersebut diberlakukan karena struktur Jembatan Kléringan yang terus menunjukkan penurunan kualitas dalam beberapa tahun terakhir. Jembatan yang berusia lebih dari 100 tahun itu diperkirakan hanya memiliki kekuatan tersisa sekitar 10–20 persen.

Jembatan Kléringan merupakan salah satu akses utama yang menghubungkan kawasan Kotabaru dengan destinasi wisata Malioboro. Pada masa libur panjang, volume kendaraan—terutama bus wisata—yang melintasi jembatan tersebut meningkat tajam. Sementara itu, jembatan sedang memasuki masa kritis dan menunggu proses pembangunan ulang.

Dalam keterangannya, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa keselamatan pengguna jalan menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, pembatasan kendaraan berat, termasuk bus wisata, menjadi langkah penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Pemkot Yogyakarta juga tengah memetakan sejumlah rute alternatif yang dapat digunakan bus pariwisata. Langkah ini dilakukan agar kendaraan wisata tetap dapat menjangkau kawasan Malioboro tanpa harus melewati Jembatan Kléringan.

Rina Maulita – RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *