Di tengah rutinitas yang padat, tekanan pekerjaan, dan dinamika emosi yang naik-turun, banyak orang mencari pelarian sederhana yang mampu menghadirkan rasa nyaman dalam sekejap. Salah satu “jalan pintas kebahagiaan” yang sering muncul adalah makan es krim. Mulai dari generasi Z hingga orang dewasa pada umumnya, es krim kerap dijadikan teman setia saat suasana hati sedang kacau. Namun, benarkah makan es krim dapat menjadi bentuk healing?
Fenomena ini wajar terjadi. Gaya hidup serba cepat membuat banyak orang mencari cara praktis untuk memulihkan energi emosional. Rasa dingin, manis, dan lembut dari es krim mampu memicu pelepasan hormon dopamin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Tidak heran jika memakan satu atau dua sendok es krim saja bisa membuat seseorang merasa sedikit lebih baik.
Namun, penting untuk menyadari bahwa healing bukan hanya perkara memanjakan diri dengan sesuatu yang enak. Ada batas yang perlu dijaga agar kebiasaan ini tetap membawa manfaat, bukan justru menimbulkan masalah lain seperti asupan gula berlebih atau ketergantungan emosional pada makanan.
Untuk menikmati es krim tanpa rasa bersalah, ada beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan. Mulailah dengan memperhatikan porsi. Es krim tetap bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat selama dikonsumsi sewajarnya. Memilih varian dengan gula lebih rendah, atau menikmati es krim setelah mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang, dapat membantu menjaga kestabilan gula darah serta mencegah makan berlebihan saat stres. Selain itu, menyadari emosi sebelum membuka freezer juga dapat membantu—apakah Anda benar-benar lapar, atau hanya butuh distraksi emosional?
Menjadikan es krim sebagai hiburan kecil tentu sah-sah saja. Namun, penting pula untuk menyeimbangkannya dengan bentuk pemulihan lain yang lebih menyeluruh, seperti tidur berkualitas, olahraga ringan, atau berbincang dengan orang terdekat. Dengan begitu, es krim tetap menjadi teman yang menyenangkan di saat penuh tekanan, bukan menjadi pelarian utama setiap kali masalah datang.
Pada akhirnya, makan es krim memang bisa menjadi healing, selama dilakukan dengan kesadaran dan batas yang tepat. Nikmati manisnya, rasakan nyamannya, tetapi tetap jaga kendali agar kebahagiaan kecil itu tidak berbalik menjadi beban baru.
Armelia Lestari
