Fenomena thrifting kembali mencuri perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir. Mulai dari video unboxing di media sosial, berburu rare items di pasar loak, hingga temuan barang bermerek dengan harga miring—semuanya membuat aktivitas ini semakin digandrungi, terutama oleh anak muda. Namun, di balik keseruannya, thrifting menyimpan realitas yang tidak selalu terlihat di permukaan. Ada aspek kebersihan, kualitas, hingga potensi penipuan yang perlu diwaspadai agar kegiatan ini tetap aman dan menguntungkan.

Mengapa Thrifting Begitu Populer Saat Ini?

Gaya hidup hemat dan minat terhadap fashion retro membuat masyarakat kembali melirik barang preloved. Selain dapat tampil menarik tanpa menguras dompet, banyak orang merasa thrifting adalah cara untuk mengurangi limbah tekstil. Di era ketika fast fashion bergerak begitu cepat, thrifting menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan.

Media sosial juga memegang peran besar. Banyak konten kreator memamerkan temuan unik seperti jaket vintage, kemeja denim klasik, hingga tas branded yang masih layak pakai. Konten semacam ini memicu rasa penasaran dan mendorong orang untuk mencoba peruntungan.

Risiko yang Sering Terlewatkan

Meski tampak menyenangkan, thrifting tidak lepas dari risiko. Baru-baru ini, muncul berita tentang penjualan pakaian thrift yang ternyata rusak, tidak layak pakai, atau bahkan mengandung jamur. Ada juga kasus penjual nakal yang memakai foto barang berbeda dari kenyataan.

Agar tidak terjebak kerugian, beberapa langkah sederhana namun penting dapat dijadikan pedoman:

  • Periksa kondisi barang secara detail. Pastikan tidak ada noda membandel, sobekan, atau jamur. Untuk pembelian online, mintalah foto tambahan dari penjual.
  • Cuci atau sterilkan barang sebelum digunakan. Banyak pakaian thrift disimpan lama dalam gudang atau dikirim dari luar negeri—membersihkan barang adalah langkah wajib.
  • Bandingkan harga dan kualitas. Barang murah belum tentu lebih untung bila kondisinya buruk. Belilah yang benar-benar dapat digunakan.

Thrifting yang Cerdas dan Berkelanjutan

Jika dilakukan dengan tepat, thrifting bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membantu mengurangi konsumsi berlebih. Kita dapat tampil gaya tanpa menambah tumpukan sampah tekstil. Sesekali, coba cek label bahan, kualitas jahitan, hingga apakah potongan pakaian cocok untuk jangka panjang. Barang thrift yang tepat jauh lebih awet dibandingkan produk fast fashion yang cepat rusak.

Tren thrifting memang memikat, tetapi tetap perlu kehati-hatian. Generasi sekarang bukan hanya ingin tampil menarik, tetapi juga lebih sadar lingkungan dan cermat dalam berbelanja. Dengan sedikit ketelitian, thrifting dapat menjadi pilihan bijak untuk menghemat, bergaya, sekaligus peduli pada bumi.

Armelia Lestari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *