Gunungkidul – Upaya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental kini tidak hanya dilakukan melalui seminar atau konseling, tetapi juga lewat karya seni dan film. Hal ini ditunjukkan oleh para pemuda Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, yang berkolaborasi dengan Pusat Rehabilitasi Yakkum dalam kegiatan talkshow dan nonton bareng (nobar) film pendek bertema kesehatan mental.

Salah satu karya yang menarik perhatian adalah film berjudul “Pilihan”, hasil produksi Karang Taruna Kalurahan Siraman. Film ini mengisahkan perjalanan seorang anak muda yang berani menentukan arah hidupnya berdasarkan kata hati, serta mendapat dukungan dari orang tua di tengah tekanan sosial yang sering kali membuat generasi muda merasa cemas dan tertekan.

Menurut Nur Aditya Purnama Sari, pimpinan tim produksi film Pilihan”, cerita ini diangkat dari realita yang dihadapi banyak anak muda setelah menyelesaikan pendidikan. Pada fase ini, banyak di antara mereka merasa bimbang, cemas, bahkan rentan mengalami depresi karena tekanan untuk menentukan masa depan.

Pemutaran film Pilihan merupakan bagian dari kegiatan nobar film pendek “Inklusif Berekspresi” dan talkshow yang digagas oleh Pusat Rehabilitasi Yakkum. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 80 peserta, terdiri dari komunitas orang muda, perwakilan sekolah, pemerintah kalurahan, komunitas Swabantu, serta masyarakat umum.

Ahmad Nur Huda, Kamituwo Kalurahan Siraman, menegaskan pentingnya dukungan anggaran dari dana desa untuk program kesehatan mental. Ia menilai, kegiatan semacam ini membuktikan bahwa karang taruna dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat terhadap isu kesehatan mental.

Sementara itu, Syifa Az-Zahra, Project Officer Program ASIK dari Pusat Rehabilitasi Yakkum, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program untuk membangun sistem lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung kesehatan mental individu di dalamnya.

Melalui kolaborasi antara pemuda, pemerintah kalurahan, dan lembaga sosial, kegiatan ini menjadi bukti bahwa edukasi kesehatan mental bisa dilakukan dengan cara yang kreatif, menyentuh, dan melibatkan masyarakat secara langsung.

Tim Kabar Jogja / RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *