Kulon Progo – Petani di wilayah Demangrejo, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo, mulai merasakan dampak positif dari kebijakan pemerintah yang menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi hingga 20 persen. Kebijakan ini dinilai mampu mengurangi beban biaya operasional petani secara signifikan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.

Penurunan harga tersebut juga dibarengi dengan peningkatan ketersediaan stok pupuk serta sistem penyaluran yang kini dinilai lebih efisien. Berdasarkan ketentuan terbaru, harga pupuk urea yang semula sekitar Rp2.250 per kilogram kini turun menjadi Rp1.800 per kilogram. Sementara itu, pupuk NPK (Phonska) turun dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp640 per kilogram.

Selain penurunan harga, mekanisme penebusan pupuk kini dibuat lebih mudah. Petani dapat menebus pupuk melalui kelompok tani menggunakan surat kuasa, sehingga proses administrasi menjadi lebih cepat dan sederhana.

Salah satu petani, Sigit Okto Suryanto, mengungkapkan bahwa kebijakan ini sangat membantu dalam menekan biaya produksi.

“Dengan turunnya harga pupuk sekitar 20 persen, biaya operasional bisa ditekan hingga 40 persen. Ini benar-benar meringankan beban kami,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan harapannya agar kebijakan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di wilayah Kulon Progo.

“Penurunan harga pupuk bersubsidi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan daya saing petani,” ujar Zulkifli Hasan.

Kebijakan ini menjadi angin segar bagi para petani setelah sebelumnya menghadapi kenaikan harga pupuk yang berdampak besar terhadap biaya tanam dan panen. Pemerintah berharap langkah ini dapat mendorong produktivitas pertanian nasional secara berkelanjutan.

Bagas | RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *