Sukoharjo – Ratusan warga di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menggelar kirab budaya yang meriah sebagai ungkapan rasa syukur atas panen melimpah tahun ini. Dalam kirab tersebut, warga mengarak dua gunungan besar berisi hasil bumi, seperti sayur-mayur dan buah-buahan, mengelilingi Kampung Klurahan.
Suasana kirab tampak semarak. Warga berbondong-bondong mengikuti arak-arakan sambil mempertontonkan berbagai kesenian tradisional khas daerah. Usai dikirab, dua gunungan hasil bumi itu menjadi rebutan warga yang telah menanti sejak pagi.
“Senang sekali bisa ikut tradisi ini. Saya dapat banyak sayuran dari gunungan untuk dimasak bersama keluarga di rumah,” ujar Marmi, salah satu warga yang ikut berebut hasil bumi dengan wajah gembira.
Tradisi kirab dua gunungan ini telah menjadi agenda tahunan masyarakat Klurahan. Menurut Kardiman, tokoh masyarakat setempat, kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur warga atas hasil panen yang melimpah sekaligus doa agar tanah mereka tetap subur.
“Ini tradisi turun-temurun. Kami berharap hasil panen terus melimpah dan perekonomian warga semakin baik,” tutur Kardiman.
Dalam perjalanan kirab, rombongan sempat berhenti di depan makam KGPH Suryobroto atau Kyai Langsur, tokoh panutan di kampung tersebut. Beberapa peserta kemudian masuk ke area makam untuk berziarah dan menabur bunga sebagai bentuk penghormatan.
Kyai Langsur sendiri dikenal sebagai putra Raja Kasunanan Surakarta, Pakubuwono V. Ia mendirikan padepokan di Kampung Klurahan dan berperan besar dalam pembangunan Sungai Langsur yang hingga kini menjadi sumber irigasi utama bagi para petani di wilayah itu.
Tradisi dua gunungan bukan sekadar pesta rakyat, tetapi juga simbol kearifan lokal yang merekatkan kebersamaan dan menegaskan pentingnya rasa syukur atas anugerah alam.
Rizki Budi Pratama | RBTV
