Yogyakarta — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengingatkan pentingnya empati bagi para pemimpin dalam berkomunikasi dengan rakyat. Pesan tersebut disampaikan dalam kegiatan Dialog Kebangsaan yang berlangsung di Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Keraton Yogyakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak seharusnya hanya memandang persoalan dari puncak kekuasaan, tetapi juga harus mampu merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Menurutnya, kepekaan sosial dan kedekatan dengan rakyat merupakan kunci utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah.
“Pemimpin tidak boleh hanya melihat dari atas menara kekuasaan. Ia harus hadir di tengah rakyat, memahami apa yang mereka rasakan, dan mendengarkan apa yang mereka butuhkan,” ujar Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dialog Kebangsaan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, akademisi, dan budayawan, serta digagas oleh Komunitas Sambuang Rasa Kebangsaan. Kegiatan ini menjadi ruang penting untuk memperkuat semangat persatuan, terutama menjelang tahun politik.

Sri Sultan menilai, ruang dialog terbuka merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia menekankan bahwa perbedaan pandangan seharusnya dipahami sebagai kekayaan bangsa, bukan sebagai sumber pertentangan.
“Perbedaan adalah kekayaan bangsa. Jangan sampai perbedaan justru menjadi sumber perpecahan,” tutur Sultan.
Lebih lanjut, Sri Sultan menegaskan bahwa kegiatan Dialog Kebangsaan ini sekaligus menjadi momentum untuk meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas sosial di Indonesia.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat semangat kebangsaan, memperdalam rasa empati antarwarga, dan mendorong pemimpin di berbagai tingkatan untuk selalu dekat dengan rakyat.
Agung | RBTV
