Kulon Progo – Upaya rehabilitasi jaringan irigasi tersier di wilayah Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, terus dilakukan pemerintah daerah. Langkah ini bertujuan untuk memperlancar distribusi air ke lahan pertanian sekaligus memaksimalkan hasil produksi padi di kawasan yang dikenal sebagai sentra penghasil padi terbesar di Kulon Progo.
Hingga saat ini, pemerintah masih melaksanakan perbaikan terhadap sejumlah jaringan irigasi tersier di berbagai titik. Dari total luas lahan pertanian sekitar 1.300 hektare, baru sekitar 70 persen yang telah mendapatkan perbaikan. Sementara itu, sekitar 40 persen jaringan irigasi lainnya masih mengalami kerusakan cukup parah dan membutuhkan penanganan segera.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Nanggulan, Sudarmanto, menjelaskan bahwa kerusakan pada saluran irigasi sebagian besar disebabkan oleh faktor usia. Struktur saluran yang sudah tua menyebabkan banyak kebocoran, sehingga air dari Jaringan Irigasi Utama Kalibawang kerap terbuang dan tidak sampai ke lahan pertanian, terutama saat musim kemarau.
“Banyak saluran yang bocor dan rusak, akibatnya suplai air ke sawah tidak optimal. Rehabilitasi ini sangat penting untuk menjaga ketersediaan air bagi petani,” ujarnya.
Petani di wilayah Nanggulan menyambut baik program rehabilitasi tersebut. Mereka menilai bahwa perbaikan infrastruktur irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan daerah serta meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
Dengan perbaikan sistem irigasi yang lebih efisien, diharapkan para petani dapat memanfaatkan air secara maksimal, meningkatkan hasil panen, dan memperkuat perekonomian berbasis pertanian di Kulon Progo.
Bagas | RBTV
