Gunungkidul — Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 resmi ditutup dengan prosesi budaya bertajuk “Nandur Donga, Ngrumat Kajat” atau “Menanam Doa, Merawat Hajatan Kebudayaan” di Lapangan Desa Logandeng, Plembon Kidul, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, pada Minggu (20/10).

Berbeda dari penutupan festival pada umumnya yang identik dengan pesta meriah, penutupan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) tahun ini dikemas dalam bentuk ritus syukur sederhana sebagai ungkapan terima kasih dan doa bersama atas kelancaran seluruh rangkaian kegiatan yang telah berlangsung sejak 11 Oktober 2025 lalu.

Dalam prosesi penutupan, digelar berbagai rangkaian adat dan ritual khas masyarakat setempat. Di antaranya adalah Hajat Khasiat, penanaman pohon Lo sebagai simbol asal mula nama Desa Logandeng, serta Mindhang Pasar Kawak, yaitu upacara adat ngluwari nadar atau memenuhi janji yang hidup dalam tradisi warga Gunungkidul.

Sebagai bagian dari ritual, disiapkan pula sesaji berupa gula setangkep dan kembang boreh. Kedua benda simbolik tersebut melambangkan keseimbangan lahir dan batin serta berfungsi sebagai penolak bala bagi seluruh peserta festival.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan bahwa Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) bukan sekadar ajang seni dan hiburan, tetapi juga momentum untuk meneguhkan kembali nilai-nilai budaya dan spiritualitas masyarakat Yogyakarta.

Sementara itu, Asisten Sekretaris Daerah (Setda) DIY Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Aria Nugrahadi, menekankan pentingnya menjaga kedekatan emosional dengan akar budaya luhur sebagai identitas bersama masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Budaya bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga fondasi bagi masa depan. Dengan menjaga tradisi, kita turut merawat jati diri kita sendiri,” ujar Aria Nugrahadi.

Selama delapan hari penyelenggaraan, Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 melibatkan sebanyak 2.587 pelaku seni dan budaya, serta berhasil menarik lebih dari 98.000 kunjungan masyarakat. Dari sisi ekonomi, kegiatan ini mencatatkan dampak ekonomi lebih dari Rp550 juta.

Tak hanya di ruang fisik, gaung Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) juga terasa kuat di ranah digital. Sepanjang festival, tayangan dan publikasi Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) berhasil menjangkau lebih dari tiga juta penonton dari dalam maupun luar negeri.

Direktur Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025, B.M. Anggana, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan festival tahun ini serta berharap semangat pelestarian budaya terus berlanjut pada tahun berikutnya.

“Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) adalah wadah bagi masyarakat untuk merayakan keberagaman budaya dan kreativitas lokal. Semoga semangat ini terus tumbuh dan menginspirasi generasi mendatang,” ungkapnya.

Sebagai penutup, diumumkan bahwa Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2026 akan digelar di Kabupaten Sleman, dengan konsep yang tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dan kolaborasi lintas komunitas budaya.

Agung | RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *