Kulon Progo – Hektaran lahan pertanian bawang merah di kawasan Bulak Sri Kayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, mengalami gagal panen. Penyebab utama kegagalan ini adalah serangan hama dan penyakit yang dikenal dengan nama hama gurem.
Serangan hama pada tanaman bawang merah di Bulak Sri Kayangan semakin diperparah oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung. Akibatnya, hasil panen turun drastis hingga lebih dari 50 persen.
Ngatimin, salah satu petani setempat, mengungkapkan bahwa serangan hama gurem menyebabkan daun tanaman cepat memutih dan layu. Umbi bawang merah pun tidak tumbuh maksimal sehingga ukurannya mengecil. Kondisi ini mulai terlihat saat tanaman memasuki usia sekitar 50 hari.
Tidak hanya berdampak pada volume panen, serangan hama ini juga menurunkan harga jual bawang merah di tingkat petani. Dari harga normal sekitar Rp22.000 per kilogram, kini harga anjlok hingga Rp10.000 per kilogram, atau lebih dari separuhnya.
Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo bersama pemerintah desa setempat sebenarnya telah melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) untuk menekan penyebaran hama gurem. Namun, serangan yang masif membuat upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal.
Ujang Supriadi, Carik Srikayangan, menyatakan bahwa kerugian yang terus menerus dialami petani membuat mereka enggan menanam bawang merah kembali. Modal yang semakin menipis membuat banyak petani khawatir akan kerugian yang lebih besar.
Kondisi ini sudah berlangsung selama dua tahun terakhir dan menyebabkan penurunan luas lahan tanam secara signifikan. Dari total 200 hektare lahan yang biasanya digunakan untuk menanam bawang merah di Bulak Sri Kayangan, tahun ini hanya sekitar 60 hektare yang masih ditanami.
Penurunan luas lahan ini dikhawatirkan akan berdampak lebih jauh terhadap pasokan bawang merah dari kawasan yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra produksi di Kulon Progo.
Bagas / RBTV