Bantul – Aktivitas para pekerja di rumah produksi kerajinan bambu milik Sumarni, warga Kalurahan Muntuk, Kapanewon Dlingo, Bantul, tampak sibuk setiap harinya. Di tempat ini, sekitar lima hingga sepuluh orang pengrajin rutin membuat berbagai produk kebutuhan rumah tangga berbahan dasar bambu.

Pemilik rumah produksi kerajinan bambu, Sumarni, menjelaskan bahwa usaha ini dijalankan dengan model pemberdayaan masyarakat. Seluruh produk dibuat oleh tangan-tangan pengrajin lokal. Sebagian dikerjakan secara mandiri di workshop miliknya, sementara sebagian lainnya merupakan hasil kerja sama dengan warga sekitar. Total ada sekitar 60 kepala keluarga yang terlibat dalam proses produksinya.

“Kami menjalankan usaha ini dengan melibatkan masyarakat sekitar. Seluruh produk dibuat oleh pengrajin lokal, dan saya merasa bangga bisa memberdayakan mereka,” ujar Sumarni.

Meski berasal dari pelosok desa, kualitas produk kerajinan ini tak kalah bersaing. Bahkan, Sumarni telah menjadi pemasok (supplier) bagi konsumen asal Malaysia. Ia juga pernah menerima pesanan dari negara-negara Timur Tengah seperti Dubai dan Turki.

“Walaupun kami dari desa, produk kami sudah sampai ke pasar internasional. Saya pernah mengirimkan pesanan ke Malaysia, bahkan Dubai dan Turki. Ini adalah hasil kerja keras dan konsistensi,” tambahnya.

Untuk pasar lokal, produk kerajinan bambu Muntuk juga telah tersebar di sejumlah kota besar seperti Solo, Malang, dan Yogyakarta. Salah satu titik penjualannya bahkan berada di pasar-pasar legendaris yang menjadi ikon kota.

Kerajinan bambu yang diproduksi difokuskan pada alat-alat rumah tangga dengan berbagai ukuran, mulai dari 20 sentimeter hingga 60 sentimeter persegi. Dengan desain yang beragam dan kualitas yang terjaga, harga produknya tergolong terjangkau, yakni antara Rp20.000 hingga Rp230.000 per item.

Berkat konsistensi dan pemberdayaan masyarakat sekitar, usaha ini mampu mencatatkan omset hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya. Sumarni berharap usahanya dapat terus berkembang, sekaligus menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM di wilayah pedesaan lainnya.

DELLY / RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *