Yogyakarta – Yogyakarta kembali menjadi pusat perhelatan seni bela diri tradisional. Paseluduran Angkringan Silat siap menggelar Pentjak Malioboro Festival (PMF) ke-8 pada 12 hingga 14 September 2025. Tahun ini, festival hadir dengan tema “6 Jam Pencak Silat di Kota Yogyakarta” yang diproyeksikan menjadi salah satu atraksi budaya terbesar di pusat kota.
Setelah sukses dengan gelaran sebelumnya, PMF ke-8 menghadirkan ruang pertemuan bagi praktisi dan pemerhati pencak silat dari berbagai perguruan. Selama enam jam penuh, para pesilat akan mempertunjukkan kekhasan aliran, teknik, serta tradisi mereka di panggung utama yang didirikan di kawasan Malioboro. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat tentang keragaman dan kekayaan seni bela diri Nusantara.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dana Keistimewaan dan Dinas Kebudayaan DIY. Dukungan tersebut menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga pencak silat, yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, agar tetap lestari dan terus diwariskan kepada generasi muda.
Selain penampilan utama, rangkaian acara festival juga mencakup lomba koreografi pencak silat, lomba mewarnai untuk anak, workshop interaktif, hingga kirab pencak silat sepanjang Jalan Malioboro yang diperkirakan akan menyedot perhatian wisatawan. Semua agenda ini ditujukan untuk memperkenalkan pencak silat kepada masyarakat luas sekaligus menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan budaya Nusantara yang sarat nilai filosofi dan sportivitas.
Koordinator PMF 2025, Suryadi, menegaskan bahwa melalui festival ini Yogyakarta tidak hanya meneguhkan posisinya sebagai kota budaya, tetapi juga menghadirkan ruang ekspresi damai bagi para pesilat dari berbagai latar belakang. “Festival ini menjadi sarana melestarikan jati diri bangsa melalui seni bela diri warisan leluhur, sekaligus mempererat persaudaraan di tengah masyarakat,” ujarnya.
STATE : SURYADI / KOORDINATOR PMF 2025
AGUNG / RBTV