Kulon Progo —
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menghadirkan sentuhan budaya yang unik dan penuh makna dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kabupaten Kulon Progo. Salah satu rangkaian acaranya adalah penampilan 12 dalang cilik dari seluruh kapanewon di wilayah tersebut, yang tampil memukau dalam acara bertajuk Kulon Progo Manekawarna 2025.
Dengan mengusung tema “Guyub Rukun”, para dalang cilik menyajikan pementasan wayang yang menggambarkan pentingnya kebersamaan dalam membangun daerah. Tema tersebut juga diperkuat dengan narasi “Guyub Rukun Dadi Siji Bangun Kulon Progo” yang menjadi benang merah dari keseluruhan pertunjukan.
Tampilkan Kekompakan dan Talenta Sejak Dini
Penampilan perdana dalam pembukaan rangkaian acara ini menunjukkan kepiawaian para dalang muda dalam memainkan berbagai karakter wayang. Mereka tidak hanya menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan dengan kompak, tetapi juga mendalami karakter peran masing-masing dengan ekspresi dan narasi yang kuat.
Salah satu peserta, Mahatmasih Andadari, dalang cilik berusia 12 tahun asal Kapanewon Girimulyo, mengaku hanya memerlukan waktu dua hari untuk mempersiapkan penampilan ini. Selama satu tahun terakhir, Mahatma telah menekuni dunia pedalangan sebagai bentuk kecintaannya terhadap budaya leluhur.
“Saya ingin melestarikan budaya Jawa, terutama wayang, karena ini bagian dari warisan kita,” ujar Mahatma.
Wayang sebagai Sarana Edukasi dan Persatuan
Pelatih dalang cilik, Rubiyanto, menyampaikan harapannya agar pementasan ini tidak hanya menjadi hiburan atau pelestarian budaya semata, tetapi juga menjadi medium untuk menumbuhkan semangat kebersamaan di masyarakat Kulon Progo.
“Dengan semangat guyub rukun, kami berharap persoalan yang muncul di masyarakat bisa diselesaikan secara damai dan bersama-sama,” ungkap Rubiyanto.
Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan bahwa generasi muda mampu mewarisi seni pedalangan dengan baik, tetapi juga menjadi simbol harapan bahwa nilai-nilai persatuan dan budaya lokal tetap hidup di tengah kemajuan zaman.
BAGAS – RBTV