Kulon Progo – Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, pemuda Dusun Kopat, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, menggelar lomba yang unik dan sarat nilai budaya. Tidak seperti lomba 17-an pada umumnya, warga setempat justru mengadakan lomba membuat ketupat dan penjor.
Puluhan warga dari berbagai usia tampak antusias mengikuti perlombaan yang digelar di area Balai Pedukuhan Kopat. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas warga, tetapi juga sebagai upaya pelestarian budaya yang mulai jarang ditemui dalam perayaan hari kemerdekaan.
Dukuh Kopat, Dwi Nandanu, menjelaskan bahwa pemilihan lomba ini bukan tanpa alasan. Nama “Kopat” sendiri merupakan pengucapan lokal dari “ketupat”, sehingga lomba membuat ketupat dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap identitas dusun. Sementara itu, lomba membuat penjor—hiasan janur yang biasa digunakan dalam perayaan—dipilih karena memiliki nilai budaya tinggi yang perlu dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda.
“Kami ingin menunjukkan bahwa peringatan kemerdekaan tidak selalu harus dirayakan dengan lomba yang sama setiap tahun. Lomba ketupat dan penjor ini kami pilih karena mengandung makna budaya dan sejarah yang kuat,” ujar Dwi.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan langsung dari Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko, yang turut hadir sekaligus menjadi juri dalam perlombaan tersebut. Ia mengapresiasi kreativitas pemuda Dusun Kopat yang menghadirkan kearifan lokal dalam lomba kemerdekaan.
“Budaya seperti ini lambang kebahagiaan dan identitas. Sangat baik jika bisa terus dilestarikan dan bahkan dilombakan seperti ini,” ungkap Ambar.
Lomba penjor diikuti oleh sembilan kelompok yang merupakan perwakilan dari masing-masing rukun tetangga. Para peserta diberi waktu tiga jam untuk menyusun penjor, mulai dari menyiapkan bahan hingga merangkainya menjadi dekorasi nan indah yang memanjakan mata.
Ke depan, kegiatan ini direncanakan menjadi agenda rutin tahunan. Selain menyemarakkan kemerdekaan RI, kegiatan ini diharapkan bisa memperkuat akar budaya lokal dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tradisi.
Bagas / RBTV