YOGYAKARTA – Isu beras oplosan tak lagi menjadi keresahan di pasar tradisional semata. Di Yogyakarta, dampaknya kini merembet ke sektor ritel modern seperti supermarket dan swalayan. Penjualan beras kemasan premium dengan merek tertentu mengalami penurunan drastis setelah merebaknya kabar pengoplosan. Sebagian besar konsumen mulai beralih ke produk lokal yang dinilai lebih transparan dan terpercaya.

Fenomena ini terjadi setelah beredar luas informasi mengenai beras premium yang diduga telah dioplos dengan beras berkualitas rendah. Konsumen pun mulai meragukan kualitas produk bermerek yang selama ini mereka percaya.

“Memang ada penurunan pembelian beras kemasan bermerek tertentu sejak isu ini muncul. Sebaliknya, produk lokal justru naik permintaannya,” ungkap Wildan, General Manager Pamella Supermarket Yogyakarta.

Beras lokal yang kini diminati merupakan produk hasil kerja sama dengan kelompok tani dan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di Kabupaten Bantul. Pengawasannya dilakukan langsung oleh Dinas Pertanian, sehingga konsumen merasa lebih yakin akan kualitas dan keamanannya.

Sebelumnya, mencuatnya isu pengoplosan ini mendorong instansi terkait di DIY untuk melakukan razia dan pengawasan ketat di pasar tradisional hingga toko retail. Tujuannya jelas: menarik produk mencurigakan dari peredaran dan melindungi konsumen dari praktik kecurangan yang merugikan.

Isu ini juga menegaskan pentingnya transparansi produk dan kepercayaan publik dalam industri pangan. Konsumen diharapkan semakin bijak dalam memilih produk, sementara pengawasan oleh pemerintah harus terus diperkuat untuk mencegah pelanggaran yang bisa merugikan masyarakat secara luas.

AGUNG / RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *