Bantul —
Suasana ceria menyelimuti SD Negeri Suruh yang berada di Kalurahan Muntuk, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Selama lima hari, para siswa merasakan pengalaman belajar yang berbeda dan menyenangkan bersama para relawan dari Saemaul Globalization Foundation asal Korea Selatan.
Keceriaan tampak jelas dari wajah para siswa yang antusias mengikuti berbagai kegiatan kreatif yang diberikan para relawan. Meski ada kendala bahasa, kegiatan tetap berlangsung lancar berkat pendampingan guru dan relawan lokal.
Di beberapa kelas, siswa diajarkan membuat hiasan kepala, menghias topeng, hingga mengenal alat musik tradisional dari Korea. Tidak hanya siswa, para guru juga mendapatkan kesempatan bertukar ilmu dan budaya dengan para relawan.
Kepala SD Negeri Suruh, Suwarno, mengungkapkan bahwa kegiatan dari relawan Saemaul ini sangat berkesan bagi seluruh keluarga besar sekolah.
“Kegiatan ini sangat berkesan dan membawa banyak manfaat bagi siswa maupun guru. Kami berharap relawan Saemaul dapat kembali memilih SD Negeri Suruh dalam program-program mendatang,” ujar Suwarno.
Tak hanya di bidang pembelajaran, para relawan juga memberikan perhatian pada kondisi lingkungan sekolah. Mereka mempercantik pagar, halaman, dan dinding sekolah dengan lukisan mural penuh warna. Fasilitas listrik sekolah juga diperbaiki agar lebih maksimal untuk penerangan saat proses belajar berlangsung.
Relawan asal Korea juga memperkenalkan budaya negaranya, salah satunya mahkota kerajaan Daegaya yang termasuk warisan budaya dunia. Siswa diajak membuat replika sederhana mahkota tersebut. Di sisi lain, relawan yang berasal dari wilayah pesisir Korea menampilkan karya mural bertema laut dan kehidupan anak-anak.
“Di negara kami juga banyak warisan budaya seperti mahkota Raja Daegaya. Kami ingin anak-anak di sini mengenalnya,” ujar salah satu relawan pria yang mengenakan topi.
“Saya menggambar makhluk laut karena saya tinggal di daerah pesisir. Anak-anak di sini sangat ceria, membuat saya senang berbagi,” tambah relawan perempuan lainnya.
Kegiatan ini juga melibatkan masyarakat sekitar yang berpartisipasi dalam kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah bersama para relawan.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Persatuan Pemuda Sangmosagok dari Kota Gumi, Korea Selatan, memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah serta dana pengembangan sekolah. Bantuan diserahkan langsung kepada perwakilan siswa dan Kepala Sekolah SD Negeri Suruh.
Puncak kegiatan ditandai dengan pertukaran budaya antara siswa dan relawan. Siswa menampilkan tari-tarian tradisional dan gejog lesung, yang disambut meriah para tamu undangan. Penampilan dari relawan Saemaul yang membawakan tarian, alat musik, hingga dance ala K-pop pun turut memukau seluruh yang hadir.
Ketua Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia (YGSI), Grace Prastya, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme warga dan pihak sekolah.
“Ke depan, akan ada sejumlah program yang telah kami siapkan. Kami berharap bisa terus menjalin kerja sama yang baik dengan perangkat desa dan Pemerintah Kabupaten Bantul,” ujar Grace Prastya.
Kegiatan ini turut dihadiri perangkat desa, pihak kalurahan, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, sebagai bentuk dukungan terhadap kolaborasi internasional di bidang pendidikan dan budaya.
Widi – RBTV