Sleman – Maraknya penipuan di era digital semakin mengkhawatirkan, terutama bagi kelompok lanjut usia. Sebuah survei yang dilakukan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) mengungkap bahwa lansia merupakan kelompok paling rentan terhadap modus penipuan digital, namun kerap enggan melapor setelah menjadi korban.

Guna meningkatkan kewaspadaan digital pada kelompok rentan, MAFINDO bersama program Tular Nalar menggelar publikasi survei bertajuk Most Significant Changes. Kegiatan ini berlangsung di Restoran Pringsewu, Mlati, Sleman, pada Rabu pagi.

Survei yang dilakukan sejak Maret lalu mencakup enam provinsi dari tiga zona waktu di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa lansia merupakan kelompok paling rentan terhadap berbagai modus penipuan digital, mulai dari telepon palsu, iklan judi online, hingga informasi hoaks yang berpotensi merusak demokrasi.

Ancaman ini diperparah oleh minimnya komunikasi antara lansia dan keluarga serta kurangnya pemahaman mengenai teknologi digital. Edukasi yang menyenangkan serta peran aktif keluarga menjadi kunci utama dalam melindungi lansia dari jebakan dunia maya.

Giri Lumakto, Program Manager Tular Nalar, menyatakan bahwa meskipun telah menjadi korban, banyak lansia yang enggan melaporkan kejadian penipuan karena rasa malu atau takut mendapat penilaian negatif dari lingkungan sekitar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya membangun literasi digital yang inklusif dan ramah bagi semua usia.

BAGAS, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *