Menjelang Imlek 2025, Klenteng Fuk Ling Miau di Gondomanan, Kota Yogyakarta, menggelar prosesi penyucian patung dewa-dewi. Berbagai persiapan lain juga dilakukan di Klenteng Gondomanan, yang merupakan salah satu klenteng tertua dan menjadi pusat perayaan Imlek di Yogyakarta.
Klenteng Fuk Ling Miau, Gondomanan, Yogyakarta, melakukan berbagai persiapan menjelang perayaan Imlek 2025. Persiapan tersebut meliputi pembersihan lingkungan klenteng, pengaturan altar, penyiapan lilin besar, hingga penyucian rupang atau patung dewa-dewi.
Ketua Pengurus Klenteng Gondomanan, Angling Widjaya, menyebutkan bahwa Klenteng Gondomanan dibangun pada tahun 1907, pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Klenteng ini menjadi simbol toleransi beragama di Kota Yogyakarta, dengan bangunan yang menggabungkan arsitektur Tionghoa dan Jawa. Di klenteng ini terdapat sekitar 25 patung dewa-dewi, dengan Dewa Utama yakni Dewa Bumi.
Pernyataan: Angling Widjaya, Ketua Pengurus Klenteng Gondomanan”Bagi warga Tionghoa, pembersihan rupang atau patung merupakan wujud penghormatan kepada para dewa. Selain itu, ini juga menjadi bentuk doa agar tahun mendatang menjadi lebih baik.”Nama Klenteng Fuk Ling Miau sendiri berasal dari tiga suku kata, yaitu “Miau” yang berarti klenteng, “Fuk” yang bermakna berkah, dan “Ling” yang berarti tak terhingga. Secara keseluruhan, nama ini bermakna sebuah klenteng penuh berkah yang tak terhingga.
Agung / RBTV