Kulon Progo – Kelompok tani “Wahana Tani” di Gupit, Karangsewu, Galur, Kulon Progo, menghadapi tantangan besar akibat melimpahnya hasil panen cabai keriting di tengah harga yang merosot tajam. Saat ini, harga cabai keriting di tingkat petani hanya berkisar Rp7.500,00 per kilogram, jauh dari harapan mereka.
Untuk mengurangi dampak kerugian, para petani mulai mengolah hasil panen dengan peralatan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Mereka mengolah cabai segar menjadi bubuk cabai kering, yang dinilai dapat memberikan nilai jual lebih tinggi dan stabil di pasaran.
“Hasil tanaman kami bagus tahun ini, tapi harga jualnya rendah, hanya Rp7.500,00 per kilogram. Kelompok tani sudah mengupayakan solusi dan berkoordinasi dengan pemerintah untuk mencari langkah terbaik,” ungkap Sugianto, Ketua Kelompok Tani “Wahana Tani.”
Wazan Mudzakir, Kepala Bidang Pangan dan Penyuluhan DPP Kulon Progo, mengungkapkan bahwa puncak produksi cabai diperkirakan terjadi pada Desember. “Sentra cabai di daerah lain biasanya terganggu oleh musim hujan. Meski di sini hujan juga turun, cabai kami tetap dapat dipanen. Dengan begitu, kami bisa memenuhi kebutuhan pasar saat daerah lain kesulitan,” katanya.
Dengan adanya pengolahan pasca panen ini, petani berharap dapat memperbaiki kesejahteraan mereka dan tetap optimis meskipun harga cabai segar tidak menentu.
Bagas, RBTV