Kulon Progo – Dampak kemarau panjang mulai dirasakan oleh sejumlah wilayah di Kabupaten Kulon Progo, terutama dalam hal kesulitan mendapatkan air bersih. Warga di Desa Hargomulyo, khususnya di Pedukuhan Tangkisan 2, kini harus berjuang keras mendapatkan air bersih di tengah sungai yang telah mengering.

Persediaan air di wilayah ini semakin menipis, memaksa warga menggali sungai yang kering di sekitar rumah mereka untuk mendapatkan air. Air dari galian sungai tersebut menjadi satu-satunya harapan bagi mereka, terutama setelah sumur-sumur milik warga ikut mengering. Selain untuk keperluan minum, air dari sungai juga digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK), serta memberi minum ternak.

Kondisi sulit ini bukanlah hal baru bagi warga Tangkisan 2. Terletak di kawasan Perbukitan Menoreh, desa ini memang kerap mengalami kesulitan air bersih karena sumber mata air di beberapa titik sudah lama mengering. Meski jaringan PDAM sudah mulai masuk ke wilayah ini, warga yang tinggal di daerah atas bukit belum sepenuhnya dapat menikmati fasilitas tersebut. Akibatnya, mereka terpaksa bergantung pada sumur di sungai atau bahkan mencari air hingga ke kampung tetangga.

Seorang warga, Yatmadi, mengungkapkan bahwa sebagian besar warga harus bergantung pada air dari PDAM milik tetangga atau menggali sumur yang hanya dapat digunakan oleh sedikit keluarga. “Yang ada dari PDAM, yang nggak ya harus ambil jauh ke tempat orang lain. Sumur yang ada sekarang kalau nggak banyak yang ngambil, cukup untuk satu dua keluarga saja,” ujar Yatmadi.

Sakijo, warga lainnya, menambahkan bahwa saat kemarau, mereka harus mencari air di sungai dan menggali di beberapa titik yang masih menyimpan air. “Kalau kemarau, nggak ada air, harus cari di sungai dan gali di lima titik sumber air yang ada,” kata Sakijo.

Sumur galian di sungai ini masih bisa menghasilkan air berkat keberadaan pohon gayam yang banyak tumbuh di sekitar Sungai Tangkisan. Akar pohon gayam yang padat dan dalam berfungsi sebagai biopori, membantu menyerap air hujan dan melindungi sumber mata air.

Meskipun krisis air bersih sudah menjadi bagian dari keseharian warga Dusun Tangkisan 2, mereka berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini. Warga berharap ada bantuan berupa pembuatan sumur bor atau bak penampungan air agar kebutuhan air bersih di daerah mereka dapat tercukupi.


Bagas  – RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *