
Di tengah derasnya perkembangan teknologi digital, cara masyarakat mengakses, membaca, dan memahami informasi mengalami perubahan secara perlahan. Jika sebelumnya kegiatan membaca identik dengan buku cetak dan dilakukan pada waktu-waktu tertentu, kini literasi hadir dalam berbagai bentuk, seperti artikel daring, unggahan di media sosial, hingga konten audiovisual. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi kebiasaan membaca, tetapi juga menantang kemampuan masyarakat untuk menyaring serta memahami informasi secara kritis.
Makna Literasi yang Melampaui Buku Cetak
Selama ini, literasi kerap dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis. Namun, di era digital, makna tersebut terus berkembang menjadi luas. Literasi kini mencakup kemampuan memahami berbagai jenis informasi, baik dalam bentuk teks digital, gambar, video, maupun audio. Aktivitas membaca tidak lagi terbatas pada membuka buku, melainkan juga dilakukan melalui layar gawai yang selalu dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Perubahan Pola Membaca dalam Kehidupan Masyarakat
Kemajuan teknologi turut membawa perubahan pada pola membaca pada masyarakat. Banyak orang kini terbiasa membaca secara singkat melalui sosial media atau portal berita daring. Kegiatan membaca pun seringkali dilakukan sambil lalu, di sela-sela waktu luang. Meski akses terhadap informasi semakin mudah, kebiasaan membaca secara mendalam perlahan mulai berkurang
Teknologi sebagai Sarana Pengembangan Literasi
Teknologi digital memberikan peluang besar dalam pengembangan literasi karena memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. Namun demikian, algoritma media sosial sering kali menentukan jenis informasi yang muncul di hadapan pengguna. Tanpa disadari, kondisi ini dapat membatasi sudut pandang pembaca dan memengaruhi cara mereka memahami suatu isu.
Tantangan Literasi di Tengah Arus Informasi Digital
Salah satu tantangan utama dalam literasi digital adalah melimpahnya informasi yang tidak selalu dapat dipastikan kebenarannya. Hoaks dan disinformasi dapat dengan mudah tersebar, terutama ketika pembaca tidak melakukan verifikasi terhadap sumber informasi. Selain itu, budaya konsumsi konten cepat membuat banyak orang cenderung hanya membaca judul tanpa memahami isi secara menyeluruh.
Urgensi Literasi Digital bagi Masyarakat
Literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting di tengah derasnya arus informasi saat ini. Literasi tidak hanya berkaitan dengan kegiatan membaca, tetapi juga mencakup keterampilan memahami, menganalisis, serta mengevaluasi informasi. Kemampuan berpikir kritis membantu masyarakat menentukan informasi yang akurat, relevan dan dapat dipercaya.
Peran Individu dan Lingkungan dalam Membangun Literasi
Upaya meningkatkan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan. Keluarga, komunitas, dan setiap individu memiliki peran yang sama penting. Kebiasaan sederhana seperti membaca secara rutin, berdiskusi, serta membagikan informasi dari sumber terpercaya dapat menjadi langkah awal membangun budaya literasi.
Menyongsong Masa Depan Literasi
Perubahan dalam cara membaca merupakan hal yang tidak dapat dihindari.Tantangan utama bukanlah memilih antara buku atau layar digital, melainkan bagaimana cara kita menjaga esensi literasi di tengah perkembangan teknologi. Dengan kemampuan beradaptasi yang tepat, literasi dapat terus berkembang dan menjadi bekal penting dalam menghadapi era digital.
Literasi di era digital bukan tentang seberapa banyak informasi yang dikonsumsi, melainkan tentang seberapa baik informasi tersebut dipahami. Literasi yang kuat tidak hanya menjadikan seseorang sebagai pembaca, tetapi juga sebagai individu yang mampu menyaring dan memanfaatkan informasi secara bijaksana.
Kesya Putri Maharani
