
Sumber foto: Kabar Jogja RBTV
KULON PROGO — Kain perca yang kerap dianggap sebagai limbah tak berguna, ternyata mampu diolah menjadi produk kerajinan bernilai jual tinggi. Hal inilah yang dibuktikan oleh Beny Triyono, warga Dusun Banggan, Kelurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
Pemanfaatan Limbah Kain Menjadi Produk Kreatif
Usaha kerajinan kain perca batik ini dirintis Beny sejak tahun 2003. Ide tersebut muncul ketika ia menerima kiriman kain perca dari seorang rekannya. Dari bahan sisa itu, Beny mulai berkreasi dengan membuat produk sederhana berupa sarung bantal. Kain perca tersebut disambung menggunakan mesin jahit hingga membentuk motif yang unik dan menarik.
Seiring berjalannya waktu, Beny terus mengembangkan usahanya dengan menghasilkan berbagai produk kerajinan berbahan kain perca, mulai dari produk home decor seperti taplak meja, sprei, sarung bantal, dan selimut, hingga produk fashion seperti tas, celana, daster, dan jaket.
Pemasaran Meluas Hingga Berbagai Daerah
Produk-produk tersebut dipasarkan dengan harga yang relatif terjangkau, mulai dari harga Rp15.000 hingga Rp100.000. Dalam satu bulan, Beny mengaku mampu memproduksi sekitar 200 hingga 250 buah produk kerajinan. Hasil karyanya tidak hanya dipasarkan di pusat perbelanjaan dan toko souvenir di Yogyakarta saja, tetapi juga menjangkau ke sejumlah daerah lain seperti Bali dan Cirebon.
Tak hanya itu, produk kerajinan kain perca batik milik Beny telah menembus pasar internasional. Ia secara rutin mengekspor sekitar 400 hingga 500 produk setiap empat bulan sekali ke Jerman untuk memenuhi permintaan pasar Eropa.

Sumber foto: Kabar Jogja RBTV
“Untuk pemasarannya kita masih secara offline, kita gak pernah via online, belum bisa. Karena kebutuhan masih banyak, jadi kita masih menanggapi yang offline dulu. Dalam sebulan kita bisa produksi sampai 200 pcs, ada kirim ke Bali juga, untuk ekspor kita ada kirim ke Jerman, dan sebagian ada ke kirim ke Cirebon juga. Tapi yang banyak itu masih di sekitaran Jogja,” Ucap Beny.
Penyerapan Tenaga Kerja Lokal
Saat ini, lebih dari 25 warga desa terlibat dalam usaha tersebut. Sebagian besar pekerja mengerjakan pesanan dari rumah masing-masing sebelum hasil produksinya disetorkan ke workshop milik Beny.
Reporter: BAGAS/ RBTV
Penyunting Artikel: KESYA
