Kulon Progo — Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal memiliki beragam permainan tradisional yang dahulu kerap dimainkan anak-anak untuk mengisi waktu senggang. Salah satu permainan yang kini sudah jarang ditemui adalah Recik, permainan beregu yang konon diperkenalkan oleh tentara Belanda pada masa kolonial.

Kata Recik berasal dari istilah Re Safe yang berarti “kembali dengan selamat.” Permainan ini kemudian diadaptasi oleh anak-anak di Indonesia dan menjadi bagian dari warisan permainan tradisional di Yogyakarta.

Recik dimainkan oleh dua tim, masing-masing terdiri atas empat hingga lima orang. Satu tim bertugas melewati empat gerbang yang ditandai dengan batok kelapa, sementara tim lawan menjaga setiap gerbang tersebut.

Apabila tim berhasil melewati hadangan dan kembali dengan selamat tanpa melanggar garis, mereka akan mendapatkan tiga poin. Sebaliknya, jika gagal, tim lawan memperoleh satu poin.

Menurut Suharyanto, pembina permainan tradisional dari Kalurahan Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo, permainan Recik sekilas mirip dengan gobak sodor karena dimainkan secara bergantian. Namun, Recik memiliki aturan yang lebih ketat dan terstruktur.

“Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan berukuran delapan hingga sepuluh depa. Recik menuntut ketangkasan, kelincahan, dan kerja sama antarpemain. Semakin kompak sebuah tim, semakin besar peluang mereka untuk menang,” ujar Suharyanto.

Kini, Recik menjadi salah satu permainan tradisional yang mulai jarang dimainkan. Namun, sejumlah komunitas dan sekolah di Yogyakarta berupaya melestarikannya agar tetap dikenal oleh generasi muda.

Bagas – RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *