Dilema klasik mahasiswa: aktif organisasi untuk CV yang menarik atau fokus akademik untuk IPK tinggi? Jawabannya: kamu bisa punya keduanya! Yang penting adalah strategi time management dan prioritas yang jelas.
Pahami kapasitas diri dengan realistis. Jangan tergiur untuk join semua organisasi yang menarik. Mulai dengan satu atau dua organisasi yang benar-benar sesuai passion dan tujuan karir kamu. Lebih baik kontribusi maksimal di sedikit organisasi daripada setengah-setengah di banyak tempat.
Gunakan teknik time blocking. Bagi hari kamu menjadi blok-blok waktu spesifik: kuliah, belajar mandiri, organisasi, istirahat, dan sosial. Perlakukan komitmen organisasi seperti jadwal kuliah yang tidak bisa diganggu gugat. Begitu juga sebaliknya, saat jam belajar, fokus 100% tanpa distraksi urusan organisasi.
Manfaatkan skill dari organisasi untuk akademik. Kalau kamu di organisasi kreatif, pakai skill desain untuk presentasi tugas. Aktif di BEM? Kemampuan public speaking dan leadership bisa di-highlight dalam tugas kelompok. Buat keduanya saling melengkapi, bukan berkompetisi.
Komunikasi adalah kunci. Kalau sedang UTS atau UAS, be honest dengan tim organisasi bahwa kamu butuh fokus akademik. Organisasi yang sehat akan respect academic priority. Sebaliknya, saat low season akademik, kamu bisa lebih kontribusi di organisasi.
Learn to say no. Ini adalah skill terpenting yang harus dikuasai mahasiswa aktif. Tidak semua event, meeting, atau project harus kamu ikuti. Evaluasi mana yang penting dan aligned dengan tujuan jangka panjang kamu, mana yang bisa didelegasikan atau di-skip.
Jaga kesehatan fisik dan mental. Makan teratur, tidur cukup, dan olahraga ringan. Saat tubuh dan pikiran sehat, kamu bisa handle beban kerja yang lebih banyak. Burnout bukan badge of honor, tapi tanda kamu perlu re-evaluate balance.
Sirfah Aulia Ardita

