Kulon Progo – Sedikitnya lima hektare lahan pertanian jagung di wilayah Kalurahan Sindutan, Kapanewon Temon, Kulon Progo, terendam air akibat hujan deras yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman jagung milik petani mengalami kerusakan parah dan terancam gagal panen.
Tanaman jagung yang semula tumbuh subur kini tampak layu dan menguning. Sebagian bahkan membusuk di bagian akar akibat genangan air yang tak kunjung surut. Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut selama sepekan terakhir juga menyebabkan buah jagung tidak berkembang maksimal dan berukuran kecil.
Sutimo, salah satu petani di Dusun Bayeman, mengaku hanya bisa pasrah menghadapi kondisi ini. Dari lahan seluas 1.500 meter persegi yang ditanami jagung varietas Syngenta, ia hanya mampu memanen sekitar dua hingga tiga kuintal jagung siap jual turun drastis hingga 70–80 persen dibanding panen sebelumnya yang bisa mencapai lebih dari satu ton.
“Biasanya bisa panen satu ton lebih, tapi sekarang paling cuma dua kuintal. Banyak yang busuk karena air tidak surut-surut,” ujar Sutimo, saat ditemui di lahan miliknya.
Dengan harga jagung di tingkat perusahaan sekitar Rp7.000 per kilogram, Sutimo memperkirakan kerugiannya mencapai lebih dari Rp5 juta pada musim panen kali ini.
Fenomena kemarau basah serta datangnya musim hujan lebih cepat dari perkiraan diduga menjadi penyebab utama terjadinya gagal panen di wilayah tersebut. Para petani di Temon mengaku, dalam beberapa tahun terakhir, baru kali ini mereka mengalami kerugian besar akibat cuaca ekstrem.
Bagas | RBTV

